Belajar Daring Prestasi Menurun, Sia-sia Bayar SPP Ini komentar Nadiem

Dampak Belajar Daring
Menindaklanjuti keluhan masyarakat tentang kendala dalam pelajaran sistem Daring. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim bersama DPRD Komisi X membahas sejumlah isu krusial di dunia pendidikan.

Menindaklanjuti keluhan masyarakat tentang Dampak Belajar Daring. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim bersama DPRD Komisi X membahas sejumlah isu krusial di dunia pendidikan.

Nadiem Makarim mengungkapkan beberapa dampak negatif terhadap siswa. Selama penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat COVID-19 yang sudah berlangsung setahun. Menurutnya, banyak anak putus sekolah hingga orang tua merasa sia-sia membayar uang sekolah.

“Ini dampak riil dan dampak permanen yang bisa terjadi, anak itu putus sekolah karena anak harus bekerja, ini riil yang terjadi di lapangan.

Dampak Belajar Daring Prestasi Menurun, Sia-sia Bayar SPP Ini komentar Nasdem

Persepsi orang tua, banyak orang tua tidak melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar, apabila tidak dilakukan tatap muka,” kata Nadiem dalam rapat bersama Komisi X di Gedung DPR, Senayan, Kamis (18/3).

Tambah dia” Banyak orang tua merasa ini tidak ada gunanya saya bayar SPP, kalau bukan tatap muka, tidak ada valuenya. Dan itu hasilnya bisa permanen karena anak-anak itu banyak yang ditarik dari sekolah,”

Selain itu, Nadiem mengatakan pencapaian prestasi anak dalam belajar juga turun. Sebab, karena terjadi learning lost dan kesenjangan semakin melebar.

“Jadi perbedaan akses dan kualitas dapat menyebabkan kesenjangan ini lebih lebar dan learning loss yang sifatnya permanen itu akan terus berkembang kalau kita tidak mulai melakukan secara terbatas tatap muka,” kata dia.

Nadiem menyebut sejumlah dampak sosial yang terjadi yakni kekerasan kepada anak, pernikahan dini hingga kekerasan dalam rumah tangga.

“Ini belum saya menyebut berbagai macam isu sosial yang terjadi seperti domestic violence, kekerasan kepada anak, kekerasan domestik dan berbagai macam risiko seperti pernikahan dini yang sudah kita baca di mana-mana mulai terjadi,” tambah dia.

Lebih lanjut Nadiem mengatakan selama PJJ, kaum ibu di rumah merasa memiliki beban pekerjaan lebih berat. Terlebih bagi mereka yang merupakan pekerja.

“Dan saya harus bilang bahwa secara disproporsional untuk PJJ ini bagi kaum perempuan itu bebannya lebih besar lagi karena bagi mereka yang tadinya punya pekerjaan dan harus bekerja di luar semuanya terhambat karena harus menjaga anak di rumah juga,” tandas Nadiem.

Langkah yang diambil pembelajaran tatap muka

Karena itu pemerintah membahas rencana pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli 2021 mendatang.

Selain itu, rapat juga membahas mengenai rencana pemerintah untuk memberikan vaksinasi guru, asesmen nasional, serta penerimaan peserta didik baru.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti menyambut baik rencana pemerintah untuk membuka kembali proses belajar-mengajar secara tatap muka.

Meski demikian, proses pembelajaran tersebut tetap harus dilakukan dengan hati-hati mengingat pandemi Covid-19 masih terus berlangsung.

Untuk itu pihak penyelenggara pendidikan harus benar-benar memastikan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan membatasi jumlah siswa hingga pemberlakuan sistem shift harus tetap dilaksanakan.