Wisata  

Sambut Pariwisata Era Baru, Menparekraf Minta Pelaku Wisata Beradaptasi

Sambut Pariwisata Era Baru

Sambut Pariwisata Era Baru, Menparekraf Minta Pelaku Wisata Beradaptasi. Wabah Covid-19 yang melanda semenjak awal 2020 membuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Indonesia alami cobaan berat. Masalahnya pandemi memaksakan semua pelaku yang turut serta di sektor parekraf untuk sementara mundur dan berhenti dari kegiatannya.

Hal itu kelihatan dari tingkat okupansi hotel di Indonesia yang mengalami penurunan drastis, yaitu dari 56,73 % pada Juli 2019 jadi 28,07 % pada Juli 2020 dan awal 2021 ada sampai 0%. Adapun Bali jadi pulau paling terdampak dari kondisi tersebut dan diikuti oleh Sulawesi Utara dan Yogyakarta.

Supaya sektor pariwisata kembali menggeliat, pelaku parekraf dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan keadaan sekarang ini, satu diantaranya dengan menerapkan standard cleanliness, health, safety, and environment sustainability (CHSE). Disamping itu, mereka dituntut agar semakin inovatif dalam memasarkan produk wisata agar bertahan di tengah ketidapastian yang terjadi.

Sambut Pariwisata Era Baru

Untuk menyiapkan pelaku parekraf dalam hadapi trend pariwisata saat pandemi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf ) mengeluarkan strategi baru, yaitu pariwisata era baru.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan, pelaku bidang parekraf harus segera berdaptasi dengan meningkatkan kualitas dibandingkan jumlah dalam menyiapkan pariwisata era baru.

“Pariwisata era baru ialah keadaan yang dinanti-nantikan oleh pelaku usaha hotel dan restaurant. Kami pahami jika Covid-19 memanglah tidak akan hilang. Paling tidak, bakal ada untuk sekian tahun ke depan.

Karena itu, praktek pengelolaan hotel dan restaurant akan berbeda, khususnya dalam konsentrasi masalah kebersihan, kesehatan, dan keamanan,” tutur Sandi dalam info tertulis, Senin (27/9/2021).

Simak juga : Sejumblah DTW Bali Telah Buka, Aplikasi Pedulilindungi Jadi Kewajiban

Sementara itu, Ketua BPD PHRI DKI Jakarta Dr Ir Sutrisno Iwantono menjelaskan, pariwisata era akan jadi ciri di semua sektor pariwisata, terutamanya hotel. “Maka kebiasaan memakai masker, membersihkan tangan, dan jaga jarak terus akan diterapkan. Kesehatan dan kebersihan bisa menjadi ciri hotel dan restaurant dalam menyambut era baru,” kata Sutrisno.

Pelaksanaan pariwisata era baru Disamping menyesuaikan dengan keadaan pandemi, pelaku pariwisata diwajibkan untuk dapat beradaptasi dengan kehadiran tehnologi digital. Masalahnya berdasarkan data We are Social Hootsuite, per Januari 2021, jumlah pemakai internet di Indonesia naik 73,7 %.

Hal itu memperlihatkan, sepanjang satu tahun terakhir terjadi tambahan 27 juta pemakai internet di Indonesia. Oleh karenanya, salah satunya strategi yang sudah dilakukan Kemenparekraf dalam meningkatkan bidang parekraf dengan menggerakkan pelaku parekraf untuk go digital.

Menparekraf Minta Pelaku Wisata Beradaptasi

Untuk merealisasikan hal itu, pemerintahan sudah mengadakan beberapa training untuk menyambut akselerasi digital dalam bidang parekraf. Pada training itu, pemerintah konsentrasi pada peningkatan ketrampilan, dimulai dari membuat branding di dunia digital, meningkatkan marketing secara digital, sampai mendatangkan penjualan online.

Disamping digitalisasi, Sandi menjelaskan, trend pariwisata pascapandemi mengarah pada normalize, customize, localized, dan personalize smaller in size. Dia menambahkan, trend pariwisata era baru memprioritaskan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan lingkungan.

“Oleh karenanya, Kemenparekraf mulai menggerakkan supaya tujuan wisata bisa menerapkan dan patuhi ide environmental, social, dan governance (ESG). Salah satunya aktualisasi dari ESG ialah menggenjot pariwisata berbasis alam terbuka. Misalnya dengan optimasi kekuatan desa wisata,” terang Sandi.

Baca juga : Tempat Wisata di Bali yang Sudah Buka saat PPKM Level 3

Adapun salah satu langkah yang digerakkan pemerintah untuk meningkatkan kekuatan desa wisata dengan melangsungkan ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 Ajang ini sukses memperoleh sambutan yang mengagumkan dari para pengembang desa wisata yang berada di seluruh Indonesia.

Menyongsong Pariwisata Era Baru Usaha pemerintah dalam meningkatkan strategi pariwisata era baru sukses memperoleh respons positif dari pelaku parekraf. Satu diantaranya datang dari pelaku parekraf yang berada di Bali.

Sekarang ini, mereka sedang berusaha untuk mengoptimasi sektor wisata di banyak segi. Disamping itu, untuk mendukung protokol kesehatan, mereka jalankan program vaksinasi sesuai saran pemerintah. Sekarang ini, proses vaksinasi yang diberi pada warga Bali sudah capai 70 %.

Persiapan Pariwisata Era Baru

Tidak itu saja, kesungguhan mereka dalam menyongsong pariwisata era baru diperlihatkan dengan ramainya pelaku pariwisata yang sedang menyiapkan sertifikasi CHSE. Sudah diketahui, sertifikasi CHSE berperanan penting untuk mengembalikan kembali keyakinan wisatawan.

Masalahnya sertifikat itu sanggup memberinya jaminan ke wisatawan pada penerapan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

Wujud persiapan yang lain diperlihatkan oleh aktor parekraf ialah memudahkan wisatawan dalam terhubung fasilitas wisata, seperti proses pemesanan ticket, pemesanan hotel, dan proses pembayaran yang sudah dilakukan dengan sistem cashless environment atau pembayaran digital lewat handphone.

Disamping itu, untuk aktor industri perhotelan, mereka sedang didorong untuk meningkatkan strategi baru fasilitas wisata di tengah-tengah wabah, dimulai dari pivoting, positioning, dan kontakless pengalaman.

Baca juga : Syarat Turis Asing yang Boleh Wisata ke Bali, Sehat dan Vaksin Covid-19

Dengan semua persiapan yang sedang dilakukan pelaku parekraf tersebut, Kemenparekraf mengharapkan pelaku parekraf bisa memberinya kenyaman dan keamanan untuk wisatawan saat liburan.

Dengan demikian, bidang pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia bisa kembali bangkit dari keterpurukan dan jadi lokomotif dalam kebangkitan ekonomi nasional.