Desa Penglipuran Bali: Tradisi, Alam, dan Kedamaian

Desa Penglipuran Bali

Desa Penglipuran Bali. Pernahkah kamu membayangkan berjalan di sebuah desa yang begitu bersih, rapi, dan damai hingga seolah waktu berhenti di sana? Di sinilah Desa Penglipuran, sebuah permata tersembunyi di Bali yang bukan sekadar tempat wisata, tapi juga oase ketenangan dan warisan budaya yang masih terjaga utuh.

Deskripsi & Lokasi

Desa Penglipuran Bali terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali, sekitar 1,5 jam perjalanan dari Denpasar. Desa ini dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia, bahkan pernah masuk dalam daftar “Top 3 Cleanest Villages in the World” versi Green Destinations.

Lokasi : Google Maps

Namun, keindahan Penglipuran bukan hanya dari kebersihannya. Rumah-rumah tradisional berjajar rapi, jalan utama bebas kendaraan bermotor, dan suasana desa yang tenang membuat pengunjung merasa seakan kembali ke masa lalu Bali yang sakral dan damai.

Daya Tarik Desa Penglipuran

  1. Arsitektur Tradisional Bali
    Setiap rumah di desa ini dibangun mengikuti aturan adat Bali, dengan gerbang khas bernama angkul-angkul. Materialnya pun dari bambu, tanah liat, dan batu alam yang memperkuat nuansa alami.
  2. Budaya & Kearifan Lokal
    Warga desa masih menjaga tradisi leluhur. Sistem banjar (komunitas adat), upacara keagamaan, hingga aturan adat tentang tata ruang desa dijalankan dengan konsisten.
  3. Desa Tanpa Polusi
    Kendaraan bermotor dilarang masuk. Jalan desa hanya boleh dilalui pejalan kaki dan sepeda, menjadikan udara di sini begitu segar dan nyaman.
  4. Hutan Bambu & Alam Sekitar
    Di bagian utara desa terdapat hutan bambu yang asri, tempat sempurna untuk menjelajah atau bersantai sambil menyatu dengan alam.
  5. Suasana Damai & Fotogenik
    Setiap sudut desa cocok dijadikan latar foto. Tidak heran banyak pasangan memilih Penglipuran sebagai lokasi prewedding.

Baca Juga : Danau Beratan Bedugul: Keindahan di Pelukan Kabut

Jam Buka

Desa Penglipuran terbuka untuk umum setiap hari:
Pukul 08.00 – 17.00 WITA

Tiket Masuk

  • Wisatawan Lokal: Rp 25.000 (dewasa) | Rp 15.000 (anak-anak)
  • Wisatawan Asing: Rp 50.000 (dewasa) | Rp 30.000 (anak-anak)

Harga dapat berubah sewaktu-waktu, namun tetap terjangkau dan sebanding dengan pengalaman luar biasa yang ditawarkan.

Cara Menuju Desa Penglipuran

  • Dari Denpasar: sekitar 1,5 jam dengan mobil atau motor pribadi melalui Jalan Raya Bangli.
  • Dari Ubud: sekitar 1 jam perjalanan
  • Transportasi Umum: Belum tersedia secara langsung. Disarankan menyewa kendaraan atau menggunakan tur lokal.

Wisata Terdekat

  • Kintamani & Gunung Batur – Pemandangan kawah dan danau, cocok untuk petualangan pagi.
  • Pura Kehen – Pura kuno penuh nilai sejarah, hanya 15 menit dari Penglipuran.
  • Toya Devasya Hot Spring – Pemandian air panas alami dengan latar Gunung Batur.
  • Air Terjun Tukad Cepung – Air terjun tersembunyi yang memesona, sekitar 30 menit berkendara.

Baca Juga : Paragliding Timbis: Sensasi Terbang di Langit Bali

Aktivitas Terdekat

  • Workshop Anyaman Bambu: Belajar langsung membuat kerajinan khas dari bambu bersama warga.
  • Kelas Memasak Makanan Bali: Pengalaman memasak lawar, sate lilit, hingga jaja Bali di rumah tradisional.
  • Bersepeda Keliling Desa: Jelajahi keasrian desa dan sawah sekitarnya dengan sepeda sewaan.
  • Mengikuti Upacara Adat: Jika datang pada hari upacara, kamu bisa menyaksikan langsung prosesi spiritual umat Hindu Bali.

Kesimpulan: Desa Penglipuran, Napas Bali yang Murni

Di tengah hiruk-pikuk modernitas, Desa Penglipuran adalah potongan surga yang mengingatkan kita pada nilai kesederhanaan, keharmonisan, dan kearifan lokal. Ini bukan sekadar destinasi, tapi perjalanan batin. Tempat untuk menghela napas panjang, menenangkan hati, dan mengapresiasi budaya yang begitu luhur.

Jika kamu mencari pengalaman Bali yang otentik, jauh dari keramaian, tapi penuh makna—Penglipuran adalah jawabannya.