Museum Lontar Karangasem – Bagai mengambil sumur dalam sumur yang tak pernah kering. Inilah ungkapan paling pas menggambarkan Bali. Ya, membicarakan Pulau Dewata memang tak ada habisnya. Bukan saja menarik wisatawan dengan panorama alamnya, melainkan pulau di sisi timur Jawa ini juga sukses memikat pelancong dengan kebudayaannya.
Beragam tarian, pakaian juga arsitektur bangunan seperti Candi Bentar pada pura misalnya, adalah hasil budaya Bali yang dengan mudah bisa dijumpai di berbagai sudut.
Namun, jika Anda ingin mengetahui lebih banyak budaya lainnya, cobalah untuk berkunjung ke Museum Lontar Karangasem yang merupakan ‘rumah’ bagi ribuan catatan leluhur Bali.
Lokasi dan Bangunan Museum Lontar Karangasem
Namun, sebelum lebih jauh mengulik tentang koleksi catatan leluhur Pulau Dewata itu, yuks intip dulu lokasi Museum Lontar ini. Berdiri pada 14 November 2017, museum ini berada di Dukuh Penaban, Karangasem, Bali. Sementara itu, Museum Lontar Karangasem terdiri dari beberapa bangunan, mulai dari bale-bale, ruang koleksi juga dapur.
Sebagai ‘rumah’ dari naskah kuno, tidak heran jika bangunan museum ini juga mengusung konsep klasik.
Bangunan dibuat dengan menumpukkan batu dari gumpalan tanah yang kemudian disusun dengan anyaman bambu. Bagian atapnnya pun menggunakan unsur jerami.
Beragam Kegiatan Menarik di Museum Lontar Karangasem
Jika melihat atraksi seni akan membuat suasana happy, di Museum Lontar Karangasem, Anda akan akan mendapatkan bonus pengetahuan yang luar biasa.
Bagaimana tidak, museum yang berada di kabupaten paling timur di Bali ini, memiliki banyak kegiatan menarik untuk meningkatkan literasi.
Ada konservasi lontar, transkrip lontar, transkrip alih aksara hingga yang sangat menarik adalah jasa pembacaan prasasti.
Bayangkan, Anda bisa melihat manuskrip ratusan tahun lalu secara langsung lalu mendengar sang ahli pustaka lama membacakan arti prasasti. Wow… sesaat Anda akan terasa seperti di masa Bali kuno.
Catatan Lontar Warisan Peradaban Luhur
Seperti namanya, Museum Lontar menyimpan koleksi catatan yang ditulis di atas daun lontar kering. Bukan catatan ‘kemarin sore’! Catatan itu usianya sudah tua bahkan mencapai ratusan tahun.
Beragam hal tertuang dalam catatan lontar itu, mulai dari beragam aturan kehidupan masyarakat, tata cara, tips, juga persoalan penting menyangkut ritual kematian.
Tak ketinggalan, cara mengurus tanaman bahkan tertulis di atas lontar tersebut. Pedoman-pedoman tersebut, bahkan masih digunakan oleh masyarakat Bali saat ini.
Beragam hal yang tertulis itu menjadi bukti yang tak terbantahkan bahwa masyarakat Bali ratusan tahun lalu telah berperadaban luhur atau tinggi.
Pemeliharaan Lontar Kuno
Terselamatkannya berbagai lontar kuno itu, tak terlepas dari peran Jaro Mangku. Ini adalah sebutan bagi pendeta yang diberi amanah dan mengemban tanggung jawab menjaga serta merawat catatan-catatan tersebut.
Pada dasarnya catatan pada daun lontar awet, tetapi bila terjadi kerusakan, para Jero Mangku akan bertanggung jawab melestarikannya dengan cara melakukan pencatatan ulang.
Digitalisasi Lontar
Sementara itu, untuk menjaga kelestarian catatan-catatan penting tersebut, pihak Museum Lontar Karangasem belakangan semakin gesit melakukan langkah digitalisasi lontar.
Dalam hal ini, pengelola melakukan Kerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejauh ini telah ada ratusan cakep lontar yang didigitalisasi. Meski demikian, tak semua naskah didigitalisasi, dengan alasan isi yang bersifat privasi.
Simak juga : Sejarah dan Seni Budaya Bali
Penasaran seperti apa wujud asli dari beragam lontar kuno buatan tangan para leluhur Bali itu. Ayo… jadwalkan liburan Anda ke Bali dan luangkan waktu sejenak untuk melancong ke Museum Lontar Karangasem ini.