Wisata Sejarah di Pura Gunung Kawi Bali, Istimewa! Bicara soal destinasi wisata, Bali memang ‘serba punya’. Mau mencari pantai? Banyak! Mau ke kawasan hijau dan pegunungan? Bejibun jumlahnya! Atau ingin mengunjungi tempat unik dan bersejarah?! Oh, kategori ini pun Pulau Dewata juga memilikinya!
Salah satu destinasi wisata sejarah unik itu adalah Pura Gunung Kawi. Apa istimewanya? Stop browsing sejenak, ulasan ini akan menjawab penasaran Anda.
Sejarah Pura Gunung Kawi Bali
Pembangunan Pura Gunung Kawi dimulai pada pertengah abad ke-11 Masehi pada masa pemerintahan Raja Sri Haji Paduka Dharmawangsa Marakata Pangkaja Stanttunggadewa (1049-1080 M). Ia adalah putra dari Raja Udayana, pimpinan Dinasti Warmadewa.
Tujuan pura ini didirikan, konon juga sebagai tempat pemujaan terhadap arwah Raja Udayana. Fungsi dari pura itu juga terdapat pada prasasti yang juga ditemukan di sekitar kawasan wisata Gunung Kawi. Adapun pembangunan pura baru selesai pada masa Raja Anak Wungsu (1049-1080 M).
Usai masa kerajaan, keberadaan pura baru diketahui kembali pada 1920. Kini, keberadaannya bahkan telah ‘tercatat’ sebagai salah satu benda cagar budaya di Pulau Dewata.
Selain itu, masyarakat juga bisa menikmati keindahan pura ini, karena telah difungsikan sebagai salah satu destinasi wisata.
Arsitektur Unik Bangunan
Bagi Anda yang belum pernah berkunjung ke Pura ini, mungkin akan bertanya-tanya tentang keunikannya. Ya, mendengar kata pura, kebanyakan dari kita akan langsung berpikir bangunan rumah ibadah umat Hindu yang berdiri di tanah lapang atau mungkin di atas bukit—seperti Pura Uluwatu misalnya.
Namun, tidak demikian dengan Pura ini yang berbeda dengan kebanyakan pura di Bali dan di tempat lain, pura satu ini berada di lembah Gunung Kawi. Untuk menjangkaunya, Anda harus menuruni 230 anak tangga.
Meski ini cukup menguras energi, tetapi, lelah bakal terbayar usai Anda mendapati pemandangan pahatan candi di dinding tebing yang menakjubkan. Tampil tak biasa, Pura Gunung Kawi adalah sebuah pahatan di gunung yang menghadap ke sungai.
Diketahui ada 10 candi yang dipahat di ‘badan’ Gunung Kawi. Candi-candi tersebut memiliki tinggi hingga 8 meter.
Toleransi Sejak Dulu
Menariknya, di kompleks Gunung Kawi Temple ini, juga terdapat ceruk-ceruk yang dipahat pada
dinding tebing. Para arkeologi mengidentifikasi ceruk ini sebagai tempat meditasi umat Buddha.
Hal ini menjadi pelajaran penting jika toleransi sudah lama diterapkan para leluhur Bali khususnya, sejak zaman Kerajaan Bendahulu.
Spot Instagramble di Pura Gunung Kawi Bali
Candi-candi maupun ceruk-ceruk yang ada di kompleks Gunung Kawi Temple ini merupakan daya tarik utama bagi wisatawan. Saat Anda berkunjung ke tempat ini, pastikan untuk mengabadikannya baik dalam bentuk foto maupun video.
Memiliki bentuk yang apik, peninggalan sejarah berusia ratusan tahun ini pun akan sangat cocok menjadi latar Anda berselfie ria. Tentu, jangan lupa bagikan ke media sosial, agar lebih banyak teman dan saudara yang juga tertarik mengunjungi tempat bersejarah ini.
Akan tetapi, satu hal yang harus digarisbawahi, pastikan untuk mematuhi peraturan yang ada. Selain peran pura sebagai tempat sakral, harus diingat jika destinasi wisata ini adalah bangunan bersejarah yang harus dijaga keberadaannya.
Baca juga : 17 Tempat Wisata di Badung Bali Terpopuler dan Terhits Buat Berlibur
Akhirnya, semoga informasi ini bisa menambah khazanah tentang tentang Pura Gunung Kawi dan memudahkan Anda saat akan datang ke tempat wisata yang berada di daerah Tampak Siring. Tepatnya di timur laut tempat wisata Ubud ini. Selamat menyusun liburan, Bali menunggu Anda…. !