Hari Raya Saraswati, Makna dan Inti Perayaannya

Hari Raya Saraswati, Makna dan Inti Perayaannya

Hari Raya Saraswati adalah hari suci hindu sebagai perayaan turunnya ilmu pengetahuan dan persembahan kepada Sang Hyang Aji Saraswati. Hari saraswati ini jatuh tiap 6 bulan sekali tepatnya Saniscara Umanis wuku Watugunung. Semua umat hindu Bali akan melakukan pemujaan kepada Dewi Pengetahuan yang di simbulkan dengan seorang wanita yang cantik.

Dalam legenda Saraswati merupakan saktinya atau istrinya Dewa Brahma. Dewi Saraswati merupakan seorang Dewi pelindung dan pemberi pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Karena karunia Dewi Saraswati, manusia menjadi lebih cerdas, bermoral dan berbudaya.

Hari Raya Saraswati, Makna dan Inti Perayaannya

Pada Hari raya Saraswati ini para pelajar sekolah dan penekun dunia pendidikan akan melakukan persembahyangan dan persembahan kepada Dewi Saraswati atau Dewi Ilmu Pengetahuan.

Beliau disimbolkan sebagai dewi cantik yang duduk di atas bunga teratai dengan berwahanakan se-ekor angsa atau seekor merak. Memiliki lengan empat dengan membawa gitar/veena dan kalung genetri di kedua tangan kanannya. Sedangkan tangan kiri membawa pustaka/kitab dan tangan kiri satunya memainkan gitar

Baca Juga : Tumpek Wayang, filosofi dan watak kelahiran tumpek wayang

Makna dari simbol-simbol Dewi Saraswati ini ialah:

Hari Raya Saraswati, Makna dan Inti Perayaannya
Dewi Saraswati

1.Berkulit putih, memiliki makna sebagai dasar ilmu pengetahuan (vidya) yang putih, bersih dan suci.

2. Kitab/pustaka di tangan kiri, memiliki makna: Semua bentuk pengetahuan dan sains yang memiliki sifat sekuler. Tapi meskipun vidya (ilmu pengetahuan spiritual) yang bisa membimbing kita ke moksha, tetapi avidya (ilmu pengetahuan sekular tidak boleh diacuhkan dahulu). Dalam Isavasya-Upanishad disebutkan : “Kita melampaui kelaparan dan dahaga lewat avidya, selanjutnya baru lewat vidya meniti dan mencapai moksha.”

3. Veena, memiliki makna : seni, musik, budaya dan suara AUM. sebagai lambang keserasian pikiran, budhi, kehidupan dengan alam lingkungan.

4. Akshamala/ganatri/tasbih pada tangan kanan, memiliki makna: Ilmu pengetahuan spiritual itu memiliki arti lebih bila dibandingkan dengan sains yang memiliki sifat sekular (ditangan kiri). Namun bagaimana juga pentingnya kitab-kitab dan ajaran berbagai ilmu pengetahuan, bila penghayatan dan bakti yang tidak ikhlas, akan menjadikan pengetahuan ini menjadi sia-sia.

5. Wajah cantik jelita dan kemerah-merahan, memiliki makna: Lambang kebodohan dan kemewahan duniawi yang paling memikat tetapi menyesatkan (avidya).

6. Angsa (Hamsa), memiliki makna : sifat yang dapat menyaring air dan memisahkan mana kotoran dan yang mana dapat dikonsumsi. Bisa membedakan yang mana baik yang mana jelek, meskipun ada dalam air yang kotor, keruh atau Lumpur.

7. Burung Merak , memiliki makna: dengan bulu cantik, indah dan berkilau meskipun hidupnya di hutan. Dan bersama dengan angsa memiliki makna sebagai wahana (alat, perangkat, penyampai pesan-pesan-Nya).

8. Bunga Teratai/Lotus, memiliki makna: dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan bunga yang indah meskipun hidupnya di atas air yang kotor.

Pada saat upacara di hari raya Saraswati umat hindu mengumpulkan pustaka-pustaka, lontar-lontar, buku-buku yang mengandung ajaran agama, kesusilaan dan pengetahuan lainya. Semuanya dibersihkan kemudian dikumpulkan dan ditata di suatu tempat seperti di pura, di pemerajan atau dalam ruang untuk diupacarai.

Sarana atau Banten Saraswati

Banten Saraswati ( Widhi widhana ) terdiri dari peras daksina, bebanten dan sesayut Saraswati, rayunan putih kuning dan canang sari, dupa, tepung tawar, bunga, sesangku (samba = gelas), air suci bersih dan bija (beras) kuning.

Pemujaan atau Permohonan

Pemujaan / permintaan Tirtha Saraswati dengan menggunakan beberapa bahan seperti; air, bija, menyan astanggi dan bunga.

Pertama ambilah setangkai bunga, ucapkan mantra: “Om, puspa danta ya namah” Selanjutnya masukkan bunga ke dalam sangku.

Kemudian ambi menyan astanggi, dengan mengucapkan mantram “Om, agnir, jyotir, Om, dupam samar payami“. Selanjutnya masukan ke dalam pedupaan (pasepan).

Ambil beras kuning dengan mantram : “Om, kung kumara wijaya Om phat“. kemudian kedalam sesangku.

Kemudian setangkai bunga dipegang, memusti dengan anggaranasika, dengan mantram:

Mantra Saraswati dan Artinya

” OM BRAHMA PUTRI MAHA DEWI,
BRAHMANYA BRAHMA WANDHINI,
SARASWATI SAYAJANAM,
PRAJA NAYA SARESWATI,
OM SARASWATI DIPATA YA NAMAH.”

Om, Hyang Widhi, sakti-MU selaku Dewi Saraswati yang maha mulia dan darmawan yang menganugrahi semua makhluk dan selalu menyucikan hati semua makhluk. Ya Dewi Swaswati, Hamba Memuja-MU.

Makna Hari Raya Saraswati

Jadi makna upacara hari Raya Saraswati yang ditujukan kepada Dewi Saraswati adalah persembahan dan mengucapkan syukur ke Tuhan Yang Maha Esa dengan manisfestasinya sebagai Dewi Saraswati atau simbol vidya. Atas anugerah ilmu pengetahuan yang di karuniakan kepada kita semua, hingga bisa terlepas dari avidyam (kebodohan).

Sesudah pemujaan Saraswati, masyarakat hindu bali biasanya dilaksanakan mesarnbang semadhi, yakni semadhi di tempat yang suci pada malam hari atau melakukan pembacaan lontar-lontar.

Puja astawa yang dipersiapkan adalah : Sesayut yoga sidhi beralas taledan dan alasnya daun sokasi berbentuk nasi putih daging guling, itik, raka-raka sampian kernbang payasan. Sesayut ini dihaturkan di atas tempat tidur, dipersembahkan ke hadapan Ida Sang Hyang Aji Saraswati.

Esok harinya dilakukan Banyu Pinaruh, yaitu asuci berkeramas dengan air kumkuman di pagi-pagi buta. Ke hadapan Hyang Saraswati dihaturkan ajuman kuning dan tamba inum.

Tamba inum ini terbagi dalam air cendana, beras putih dan bawang lalu diminum, selanjutnya bersantap nasi kuning garam, telur, disertai dengan puja mantram:

” Om, Ang Çarira sampurna ya namah swaha.”

Nah itu sedikit tentang Hari Raya Saraswati yang di ambil dari beberapa sumber sastra hindu, (*)

Baca Juga : Makna Buda Cemeng Klawu “Piodalan Rambut Sedana”