2.500 Penjor Akan Menyambut Delegasi KTT G20 di Bali, Ini Artinya

2.500 Penjor Akan Menyambut Delegasi KTT G20 di Bali

2.500 Penjor Akan Menyambut Delegasi KTT G20 di Bali, Ini Artinya. Jika ada di Bali, wisatawan dapat menyaksikan hiasan mirip umbul-umbul yang umumnya terpasang di tepi jalan. Hiasan itu namanya penjor.

Dalam menyambut delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Pulau Dewata, sekitar 2.500 penjor akan terpasang di sepanjang batas jalan tertentu. Adapun KTT G20 akan berjalan pada 15-16 November 2022.

“Lambang penjor yang sebetulnya memang memiliki arti sebagai persembahan dan rasa syukur yang sanggup menjadi satu diantara tanda pengingat ke peserta atau delegasi KTT G20,” kata Ketua Paruman Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Profesor Dr. I Gusti Ngurah Sudiana,
Sudiana mengatakan jika di Bali ada dua tipe penjor, yakni penjor yang terpasang saat upacara adat dan penjor pepenjoran

Penjor yang dipakai untuk menyambut para utusan KTT G20 ialah penjor pepenjoran, karena tipe itu bisa dipakai kapan pun tak perlu berkaitan dengan upacara adat atau hari raya.

Lokasi penjor dalam menyambut Delegasi KTT G20 di Bali

Penjor terpasang dimulai dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sampai lokasi pertemuan dan hotel untuk KTT G20. Penjor yang terpasang juga terdiri jadi dua tipe, yaitu tipe madya atau menengah yang terpasang di sepanjang jalan raya.

Baca juga : Hutan Mangrove Sebagai Alur Tamu VVIP KTT G20

Ada pula tipe khusus yang terpasang di lokasi utama G20 yakni Hotel The Apurva Kempinski, sebagai lokasi pertemuan, dan Area Tahura Mangrove, sebagai lokasi perjamuan.

Pengertian Penjor, ungkapan rasa syukur dan terima kasih ke Tuhan

Penjor ialah batang bambu yang dihias janur dengan tinggi 10 mtr., dan melambangkan gunung tertinggi.

Di lontar Usana Bali, yang diambil dalam Nilai Filosofi Penjor Galungan dan Kuningan oleh I Made Nada Atmaja, dkk, penjor sebagai persembahan ke Hyang Batara Gunung Agung.

Adapun umat Hindu Bali yakin jika Gunung Agung ialah tempat Hyang Batara Putra Jaya dan dewa dan para nenek moyang.

Gunung dipercaya sebagai istana Tuhan dengan beragam manifestasinya, hingga penjor melambangkan rasa syukur dan ucapan terima kasih berdasar hasil bumi yang dianugerahi Tuhan, dan Gunung Agung sebagai pemberi kemakmuran itu.

Baca juga : 5 Fakta Desa Batuan, Pusatnya Seni di Gianyar Bali

Di lontar Jayakasunu, penjor melambangkan Gunung Agung. Sedangkan, di lontar Basuki Satwa, gunung (giri) sebagai naga raja yang tidak lain ialah Naga Basuki.

Menurut mitologi, dasar Gunung Agung dikenali sebagai linggih (rumah) Sang Hyang Naga Basuki, yang ekornya ada di pucuk gunung dan kepalanya ada di laut.

Dalam Basuki Satwa, hal tersebut memiliki makna gunung sebagai waduk penyimpanan air yang selanjutnya jadi sungai dan pada akhirnya bersumber di laut.

Makna Penjor dan Simbulnya

Oleh karenanya, penjor yang dihias sebegitu rupa buat upacara agama atau adat sebagai simbol naga. Sanggah yang ditaruh di penjor dibuat dari pelepah kelapa, dan melambangkan kepala dan leher Naga Taksaka. Gembrong yang dibentuk dari janur dan dihias melingkar di dekat kelapa, memvisualisasikan rambut naga.

Sampian penjor dengan porosannya, yang menggantung di ujung bambu teratas dan berwujud meliuk ialah lambang ekor Naga Basuki.

Hiasan yang dipasang dari bawah sampai atas Penjor Bali, biasanya terbagi dalam gantung-gantungan padi, ketela, jagung, kain, dan lain-lain, sebagai lambang bulu-bulu Naga Ananta Bhoga, sebagai tempat tumbuhnya sandang dan pangan.