Harapan pemulihan pariwisata Bali kembali kena prank, Munas batal di Bali. Pembatalan Munas di Bali dinilai Munas melanggar AD/ART KADIN. Sebelumnya untuk memulihkan pariwisata pemerintah pusat akan melaksanakan Musyawarah Nasional tanggal 2-4 juni 2021 yang berlokasi di Nusa Dua. Tetapi rencana tersebut di batalkan dengan alasan yang belum jelas.
Pembatalan ini mendapatkan reaksi kecewa dari bermacam pihak karena dipandang melukai komitmen untuk mengembalikan pariwisata Bali di tengah-tengah wabah Covid-19.
Dalam info pers yang diterima Kamis 27 Mei 2021, pengurus Pusat Kadin H Kamrussamad menjelaskan, pembatalan itu melukai semangat Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terutamanya bidang pariwisata Bali.
Apa lagi, menurut dia pemerintahan pusat berkali-kali memperjelas komitmennya untuk membantu pariwisata Bali kembali bangkit.
Pembatalan Munas menyalahi AD/ART KADIN.
Dia memandang pembatalan Munas menyalahi AD/ART KADIN. Apa lagi pengurusan sekarang ini sesungguhnya sudah usai semenjak tahun akhir 2020.
“Tetapi karena wabah Covid-19, jadi di bulan Januari 2021 ditetapkan Munas di Bali 2-4 Juni 2021,” tegasnya.
Sebagai pengurus pusat Munas sekaligus anggota Komisi XI DPR RI ini menyebutkan pemilihan Bali sebagai tuan-rumah rumah Munas Kadin atas anjuran Presiden Jokowi.
Ini menurut dia diutarakan Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani pada Rapat Dewan Pengurus Lengkap (DPL) Kadin bulan April 2021.
“Perlu penjelasan karena penetapan Bali dan tanggal 2-4 Juni itu ialah anjuran Presiden sama sesuai paparan Rosan pada Rapat Dewan Pengurus Komplet di bulan April 2021,” katanya.
Baca juga : Penuhi Persyaratan, Bali Siap Nerima Wisatawan Asing
Kamrussamad melihat pembatalan Munas di Bali akan berpengaruh pada UMKM dan bidang dunia usaha yang turut serta dalam aktivitas nasional itu yakni industri perhotelan, transportasi dan kulineran yang telah mempersiapkan bahan baku dan material.
“Jadi kecewa besar bahkan juga potensi mengalami rugi, terutamanya di Nusa Dua yang disebut teritori zone hijau dari sisi cluster Covid. Sedang ekonomi Bali minus 5,19%. Maknanya perlu keberpihakan pemerintah dan dunia usaha yang lain untuk selamatkan Bali supaya ekonomi dapat bangun,” katanya.
Ia minta pemerintahan memberi keterangan atas pembatalan Munas itu.
“Dunia usaha ingin mendapatkan kejelasan jika pemerintahan benar-benar jalankan Rekondisi Ekonomi Nasional,” katanya.
Ketua Hipmi Kecewa – Harapan pemulihan pariwisata Bali kembali kena prank
Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bali Pande Agus Permana Widura kecewa dengan batalnya penerapan Munas Kadin di Bali bulan kedepan.
“Jujur prank ini terjadi sejak tahun baru, saat itu kita bersiap-sedia buka Bali tetapi rupanya pemerintahan pusat membatalkan, terus liburan Idul Fitri kemarin kita bersiap-sedia tetapi pada akhirnya tak lagi. Saat ini kita menduga ini ada harapan, justru sebaliknya” ucapnya, Kamis 27 Mei 2021.
Dia menjelaskan, ekonomi Bali telah betul-betul terpuruk dan terpukul karena wabah Covid-19.
Menurut Pande, beberapa pelaku industri pariwisata di Bali mengharap ada Munas Kadin itu sedikit menolong menarik ekonomi Bali.
“Ekonomi kita di Bali yang bergantung dari pariwisata nyaris 78 % itu alami guncangan. Nyaris satu setengah tahun ini, ekonomi kita terlontar 9,3 % di 2020 . Maka salah satu langkah untuk mengembalikan ini ya dengan datangkan beberapa tamu lokal, saat sebelum airport dapat dibuka untuk tamu luar negeri,” ucapnya.
Apa lagi, katanya, untuk lakukan penganekaragaman usaha dari bidang pariwisata ke bidang yang lain benar-benar susah dilaksanakan dalam kurun waktu dekat.
“Penganekaragaman usaha cukup memerlukan waktu, salah satu ya dari pariwisata bagaimanakah cara datangkan tamu,” tuturnya.
Pande memandang, jika penerapan Munas Kadin masih tetap dikerjakan di Bali sama sesuai gagasan, menjadi gelaran uji-coba pembukaan pariwisata Bali untuk dunia internasional beberapa waktu kedepan.
“Kehadiran tamu sekitar 2.000 orang dari KADIN itu sesungguhnya sebuah tes and error untuk kita, apa lagi kata Pak Jokowi pada bulan Juni akhir atau Juli awalnya ada gagasan aiport internasional dibuka, tentu saja kita memerlukan trial and error. Apa lagi ada green zona dari pemerintahan di tiga tempat, ini kan harus ada tes casenya,” kata Pande.
Oleh karenanya, ia minta komitmen semua stakeholder berkaitan untuk menolong Bali bangun dari kritis ekonomi.
Baca juga : Pariwisata Bali Langganan Prank, GMNI Menuntut DPRD Bali Tegas
“Jika ini terus Bali akan pailit. Jika kita sampai jual asset kita untuk tetap bertahan hidup, pada akhirnya pebisnis Bali cuman jadi pemirsa di negeri sendiri, kita tidak mau itu terjadi. Oleh karenanya perlu usaha dari pemerintahan pusat dan wilayah untuk dapat terima wisatawan kembali ke Bali,” ucapnya.