Wisata  

Pendakian Gunung Agung Sudah di Buka, Ini Aturan dan Larangannya

Pendakian Gunung Agung Sudah di Buka Namun Masih Sepi

KARANGASEM – Setelah dinyatakan berstatus normal beberapa pekan lalu, kegiatan pendakian Gunung Agung mulai dibuka. Tetapi, sampai sekarang ini, jumlah pendaki masih sedikit sedikit, termasuk sepi. Hal tersebut diutarakan langsung oleh Ketua Forum Pemandu pendakian Gunung Agung, I Ketut Mudiada.

Walau sebenarnya sudah dibuka pendakian benar-benar diharapkan oleh banyak pemandu wisata trekking Gunung Agung. Karena mengingat sepanjang aktivitas pendakian ditutup mulai sejak 2017 lalu, beberapa pemandu kehilangan pekerjaan.

“Banyak yang mencari kerja lain selama kegiatan pendakian ditutup. Karena itu saat dibuka lagi pendakiannya, kami benar-benar menyambut gembira,” tutur Mudiada Sabtu (25/9).

Pendakian Gunung Agung Masih Sepi

Selanjutnya ia mengatakan, semenjak pendakian mulai dibuka sejak minggu kemarin, sampai sekarang jumblah pendaki yang datang sedikit “Sampai sekarang pendaki yang datang ke Gunung Agung masih sedikit, cuman beberapa orang saja tiap harinya,” kata Mudiada.

Baca juga : 6 Hal Penting ini Perlu diketahui Sebelum Mendaki Gunung Batur Bagi Pemula

Dia menyebutkan, masih kurangnya pendaki yang datang diperkirakan karena situasi wabah Covid-19, hingga pendaki masih malas lakukan aktivitas berwisata, termasuk pendakian gunung agung ini.

Beberapa wisatawan yang hendak melakukan pendakian juga disuruh untuk selalu menerapkan prosedur kesehatan, termasuk ikuti peraturan dan menghidari larangan yang ada saat mendaki Gunung Agung.

9 Aturan dan Larangan Pendakian Gunung Agung

masyarakat Hindu Bali yakin jika Gunung Agung ialah tempat bersemayamnya dewa-dewa, dan warga memercayai jika di gunung ini terdapat istana dewata. Oleh karenanya, orang Bali menjadikan tempat ini sebagai tempat sakral yang disucikan.

Berpedoman pada mitos-mitos yang yang beredar itu membuat para pendaki harus waspada. Jika tidak, bisa jadi petaka. Nah, karena itu warga setempat mempunyai aturan dan larangan saat melakukan pendakian Gunung Agung.

1. Tidak boleh Mendaki Tanpa Guide ( Pemandu )

Pendaki dilarang naik ke pucuk Gunung Agung tanpa guide. Bila ada sesuatu hal buruk terjadi misalkan pendaki meninggal maka dilaksanakan upacara penyucian gunung. Disamping itu, pemandu segera dapat memberikan informasi aturan tidak tercatat sepanjang pendakian.

2. Dilarang Bawa makanan yang memiliki kandungan Daging Sapi

Larangan untuk pendaki Gunung Agung yang lain ialah membawa daging sapi atau makanan olahan yang memiliki kandungan daging sapi.

Pendakian Gunung Agung Sudah di Buka Namun Masih Sepi

Karena, orang Bali yang dominan umat Hindu memandang sapi ialah hewan mulia dan suci. Sebenarnya, tidak cuman di Gunung Agung, semua umat Hindu memang tidak dikenankan makan daging sapi.

3. Jangan lakukan pendakian Saat Ada Upacara Keagamaan

Hindari melakukan pendakian saat ada upacara keagamaan. Di Gunung Agung ada satu pura besar, Pura Besakih. Saat ada upacara keagamaan, pendaki tidak dikenankan naik ke Gunung Agung.

Dikarenakan, tidak boleh ada orang yang berada lebih tinggi dari Pura Besakih. Sebagai tambahan informasi, larangan untuk duduk atau berdiri di lokasi yang lebih tinggi daripada palinggih di pura ini berlaku untuk semua pura.

4. Bawa Makanan yang berjumblah Genap

Mitos ini sangat di percaya oleh warga lokal, karena jumblah ganjil memang dipercayai mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Ini masih tetap ada hubungan dengan mitos yang tersebar dalam agama Hindu. Sebagian orang yakin, jumlah ganjil ini akan bawa petaka. Hal terjeleknya ialah salah seorang dari pendaki bisa meninggal.

5. Dilarang ambil Air Sembarangan

Gunung termasuk tempat yang disucikan oleh warga Hindu. Termasuk sumber mata air darinya. Warga memakai air ini untuk aktivitas persembahyangan di pura. Oleh karena itu, masayarakat umum dilarang menggunakan air itu. Kabarnya, bila ingin memakai air itu, pendaki harus bersembahyang dahulu di pura.

6. Selalu Menjaga kebersihan

Gunung Agung sebagai tempat sakral sekaligus lokasi yang disucikan oleh umat Hindu di Bali.
Oleh karena itu, sebagai pengunjung kita harus menghargai hal itu. Salah satunya dengan turut menjaga kebersihan Gunung Agung.

7. Jangan merusak flora atau mengganggu fauna di lingkungan Gunung Agung

Aturan ini searah dengan 3 konsep dasar kepecintaalaman. Yakni tidak boleh mengambil apa saja terkecuali gambar (Don’t take anything but pictures). Tidak boleh membunuh apa saja terkecuali waktu (Don’t kill anything but times). Dan tidak boleh meninggalkan apa saja terkecuali tapak kaki (Don’t leave anything but foot prints).

Sebagai pendaki seharusnya selalu ingat tiga konsep dasar itu supaya alam masih tetap lestari hingga anak cucu kita bisa melihat keelokan alam ciptaan Tuhan.

8. Dilarang mendaki untuk wanita yang sedang datang bulan

Nyaris tiap lokasi yang disakralkan di Bali tentu dilarang dimasuki wanita yang haid. Begitu halnya kawasan gunung Agung.

Alasannya ialah selainnya sedang pada kondisi kotor, wanita haid condong susah mengatur emosi, dan ketahanan fisiknya tengah menurun.

9. Dilarang mendaki saat dalam masa berdukacita

Seorang yang masih dalam masa berdukacita karena anggota keluarganya meninggal dilarang mendaki Gunung Agung.

Ada ketentuan yang berjalan dalam periode berdukacita seorang, yakni bila yang meninggal ialah anaknya dan terjadi secara wajar karena itu baru bisa lakukan pendakian sekitar 21 hari semenjak penyemayaman anaknya.

Tetapi bila anaknya meninggal secara tidak wajar karena itu seorang diwajibkan menanti sepanjang 42 hari sesudah penyemayaman anaknya. Sementara bila yang meninggal ialah orangtua atau keluarganya, dikenakan masa berdukacita sepanjang 11 hari.

“Kami tegaskan untuk beberapa pendaki yang ingin lakukan pendakian di Gunung Agung supaya patuhi aturan dan larangan yang ada. Agar semakin aman serta nyaman saat lakukan pendakian, di sarankan untuk menggunakan guide atau orang yang telah professional di bidangnya,” katanya.

Menurut dia, dengan mengajak atau menggunakan layanan guide gunung Agung yang sudah professional, semakin lebih cepat mendapatkan penanganan jika terjadi suatu hal saat lakukan pendakian.

Simak juga : Nekat Mendaki Gunung Batur Tanpa Guide, 2 Pendaki jatuh ke Jurang

Mudiada mengharapkan ada bantuan dari pemerintah pada para pemandu Gunung Agung. Mengingat karena ada pembekalan training pada para pemandu dapat meningkatkan wawasan mengenai kepemanduan pendakian gunung. Dengan harapan, mereka ke depannya dapat menjadi pemandu pendakian gunung yang baik dan semakin kompeten.

“Besar keinginan saya agar ada bantuan dari pemerintahan untuk memberikan fasilitas training untuk para pemandu di kaki Gunung Agung, hingga kapabilitas para guide ada peningkatan, dan nantinya bisa ikut bergabung menjadi guide pendakian gunung agung yang profesional,” pungkasnya.