Suasana Tahun Baru Imlek di Bali, Tradisi Rutin yang dilakukan di Bali

Suasana Tahun Baru Imlek di Bali, Tradisi Rutin yang dilakukan di Bali


Suasana Tahun Baru imlek di masa pademi covid-19 – Bagi etnis Tionghoa tahun baru imlek merupakan hari raya bagi masyarakat yang beragama budha, mereka biasanya melakukan persembahyangan ke Klenteng maupun Kongco. Dan perayaan ini juga khas dengan warna yang serba merah.

Tahukah anda bahwa Tahun Baru Imlek di Bali juga disebut Galungan China?

Hari ini kita berkunjung ke Griya Kongcho Dwipayana Tanah Kilap, pemangku ” Ida Bagus Adnyana ” mengatakan disebutnya Imlek sebagai Galungan China karena di Bali terkenal dengan kearipan lokalnya. “Ini wujud kearifan lokal di Bali yang artinya Chinese dan Bali itu menyatu seperti bersaudara,” kata Adnyana, Selasa (12/2/2021).

Dalam kehidupan masyarakat Tionghoa, hujan diyakini sebagai lambang kesejahteraan.

Suasana Tahun Baru Imlek di Bali, Tradisi Rutin yang dilakukan di Bali

Ia menambahkan setiap tahun baru imlek di bali ( Galungan China ) ini ada ciri khas yakni turun hujan sehingga dikatakan bahwa Bhatara China turun ke dunia.

“Hujan secara logika kan air yang membawa berkah yang jadi lambang kesejahteraan. Kalau sudah sejahtera pasti bahagia,” kata Adnyana

Selain itu ada berbagai pernak pernik Imlek seperti tebu yang jadi simbol penuntun agar seseorang berjalan di jalan yang benar.

Kalau ang pao itu diberikan oleh yang lebih tua kepada yang muda. Ini sudah tradisi Chinese yang merupakan simbol suatu ikatan supaya tidak lupa berbakti pada orang tua,” katanya.

Sementara itu, salah satu warga yang merayakan Imlek, I Made Saputra, mengatakan Imlek disebut Galungan China agar lebih akrab.

“Imlek di Bali juga sering disebut Galungan Cina. Mungkin biar lebih akrab, daripada kata Imlek yang sedikit asing di telinga kita,” kata Julio.

Sebagaimana kebiasaan di desanya, yaitu Desa Baturiti, Tabanan, warga Hindu yang ada di sana akan membantu warga keturunan untuk mempersiapkan penyambutan Hari Raya Imlek.

Sebaliknya, nantinya warga keturunan juga akan melaksanakan tradisi ngejot (berbagi) kepada warga atau tetangga yang beragama Hindu di sana.

Adapun jotan tersebut berupa makanan seperti kue, sayur, dan makanan khas Tionghoa lainnya. Bahkan, ia mengatakan sering mendengar perkataan warga di sana, “Kapan Galungan China?”

Menurut saputra, yang ia dapatkan dari penuturan engkongnya, beberapa makanan maupun pernak-pernik Imlek memiliki makna dan arti yang mendalam.

“Jeruk Mandarin kata engkong merupakan simbol kekayaan dalam kepercayaan dan budaya Cina, karena terlihat seperti bola-bola emas,” kata saputra.

Suasana dan kondisi perayaan tahun baru imlek 2021 di Bali.

Suasana tahun baru imlek di bali saat masa covid-19 memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, ini terasa agak sepi karena kondisi ekonomi yang menurun dengan berbagai aturan ppkm yang telah dilakukan dari bulan maret 2020.

Walaupun menggunakan sistem tutup buka tetapi masyarakat banyak kehilangan mata pencaharian mereka. Walaupun begitu, perayaan tahun baru imlek di bali tidak mengurangi makna dalam perayaan tersebut.

Baca JugaSuasana Tempat wisata GWK di Tahun Baru Imlek