Cara Memilih Sekolah yang Tepat untuk Anak Autis – Anak-anak autis tergolong anak dengan disabilitas psikis. Walau secara fisik kelihatan normal, tetapi anak autis umumnya alami kendala dalam melakukan komunikasi sampai berinteraksi sosial.
Orang-tua yang mempunyai anak dengan autisme perlu memerhatikan pendidikan yang tepat untuk buah hatinya.
Karena mempunyai kepribadian berbeda, anak autis memerlukan pendekatan dan sistem belajar berbeda.
Dikutip dari situs sekolah inklusi di Jakarta, Cherish Academy memberikan info tentang beberapa hal yang penting jadi perhatian saat menentukan sekolah yang tepat untuk anak autis.
Saat sebelum tahu cara pilih sekolah yang tepat, orang-tua perlu mengenal lebih dulu karakter anak-anak autis.
Simak juga : Cara Mendidik Dan Membina Anak Tunarungu
Pengetahuan karakter anak ini benar-benar terkait dengan proses belajarnya nanti. Karakter itu salah satunya ialah:
Sudah diketahui bersama, beberapa anak khusus dapat bersekolah di sekolah inklusi (sekolah umum yang terima anak berkebutuhan khusus), sekolah luar biasa (SLB), atau home schooling.
Hal Penting untuk di ketahui dalam Memilih Sekolah yang Tepat untuk Anak Autis
Untuk tentukan sekolah yang mana terbaik untuk anak autis, orang-tua perlu memerhatikan beberapa hal berikut:
1. Lingkungan sekolah harus ramah ABK
Salah satu point utama yang wajib jadi perhatian orang-tua saat menentukan sekolah untuk anak autis ialah sekolah harus ramah anak berkebutuhan khusus. Bila tidak, anak akan beresiko alami perlakuan bullying atau disisihkan dari pergaulan.
2. Sesuaikan dengan keadaan anak
Ada tiga hal dasar yang penting dipandang dari anak penyandang autis, yakni kendala sosialisasi, kendala komunikasi, dan masalah sikap. Kendala yang dirasakan berbeda, ada yang mudah sampai berat.
Beberapa ahli merekomendasikan untuk anak yang tingkat autismenya ringan dan mempunyai kekuatan kognitif lumayan baik bisa bersekolah di sekolah inklusi.
Dan mereka yang keadaannya berat dan kekuatan kognitifnya kurang seharusnya bersekolah di SLB atau home schooling.
3. Melakukan terapi terlebih dulu
Sebelum masukkan anak ke sekolah, orang-tua lebih bagus lakukan terapi terlebih dulu. Therapy untuk anak di atas lima tahun yang hendak masuk sekolah lebih diprioritaskan ke peningkatan diri anak supaya bisa bergaul dengan lebih bagus.
Bila hasil therapy menunjukkan perubahan yang positif, orang-tua dapat masukkan anak ke sekolah inklusi.
Sebaliknya, bila perubahan anak gagal capai standard yang diputuskan, SLB ialah pilihan yang lebih bagus agar anak mendapatkan penanganan yang semakin lebih intens dan tepat.
4. Sekolah inklusi negeri atau swasta?
Sekolah inklusi negeri terima semua ABK, tapi dalam jumlah benar-benar terbatas. Umumnya cuma 1 anak di dalam 1 kelas. Disamping itu pun tidak ada guru khusus untuk menemani anak autis, dan tidak mempunyai ruang khusus untuk menenangkan anak yang tantrum.
Sedangkan, sekolah inklusi swasta secara umum cuma terima ABK dengan keadaan yang tidak begitu kronis dan mempunyai kekuatan cendekiawan tertentu.
Simak juga : Ketahui Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini
Tetapi, sekolah ini mempunyai kelebihan ada guru khusus, psikiater pendamping, dan ruang khusus untuk tangani anak tantrum.
Sebelum pilih sekolah untuk anak autis, orang-tua dapat cari info sebanyak-banyaknya mengenai sekolah yang hendak diputuskan, baik SLB atau sekolah inklusi. Dengan menerapkan cara itu, diharap anak akan betul-betul memperoleh pendidikan yang tepat dan berguna untuk saat depannya.
Intruksi Pemerintah untuk Sekolah anak Autis
Sebelumnya Pemerintahan sudah memberikan instruksi beberapa sekolah untuk membuat kelas inklusi yang menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus supaya bisa meng ikuti pelajaran bersama beberapa temannya yang seumuran.
Ini sudah pasti disikapi positif oleh banyak orang-tua karena mereka tidak lagi merasa kesusahan untuk cari tempat sekolah yang pas untuk anaknya yang memiliki autis, down syndrom dan ADHD.
Tetapi beberapa permasalahan yang ada ialah beberapa sekolah yang mengadakan pendidikan inklusi ini rupanya kurang siap, tetapi memaksa diri untuk selalu melangsungkan kelas inklusi
Misalkan, sekelas ada yang berisi 40 orang, walau sebenarnya kelas yang bagus untuk pendidikan inklusi ialah 20 orang per kelas. Dari sisi pendidiknya sendiri kadang maih kebingungan waktu hadapi beberapa anak autis.
Mencari sekolah yang tepat untuk anak autis dapat dibilang gampang-gampang susah. Sekarang ini memang telah banyak dijumpai pusat pendidikan anak autis, baik di kota atau di daerah.
Tetapi autisme sendiri sebuah spektrum masalah yang luas. Tingkat keparahan masalah autis bervariatif pada tiap anak. Orang-tua sering dibingungkan opsi akan masukkan anaknya yang memiliki autis ke sekolah umum atau mungkin tidak.
Kecerdasan Anak Autis
Untuk tentukanya, perlu disaksikan kekuatan anak autis itu. Jika kekuatan verbal, sikap dan kekuatan kognitifnya lumayan baik, karena itu anak seharusnya ditempatkan dalam sekolah inklusi agar dapat berhubungan dengan anak lain dan menyesuaikan.
“Tetapi bila kekuatan verbal, sikap dan kognitinya jelek, karena itu seharusnya tidak boleh ditempatkan sekolah inklusi karena dia memerlukan pengatasan yang semakin lebih intens dan beberapa orang yang memahami mengatasinya,” tambah dr Adriana.
Dr Adriana merekomendasikan ke orang-tua yang mencari sekolah untuk anaknya yang memiliki autis untuk mengamati calon sekolah dan menyaksikan mode pendidikannya.
Baca juga : 12 Tips Mengajari Anak Autis Membaca Di Rumah Dengan Mudah
Sekolah yang baik umumnya minta orang-tua bawa anaknya untuk dilaksanakan penilaian dan memberilan try out, baru selanjutnya dikasih keputusan bagus atau tidaknya masuk sekolah.
“Umumnya anak autis mendapat therapy saat waktu balita. Saat mendekati TK akan ke SD, umumnya ada laporan dari faksi TK jika anak itu mempunyai kekuatan dan ketakmampuan dalam soal tertentu,” kata dr Adriana.
Tips Cara Memilih Sekolah yang Tepat untuk Anak Autis
Lebih kembali berlanjut, Dr Adriana memberikan beberapa tips untuk cari sekolah yang pas untuk anak autis:
- Saat akan cari sekolah yang tepat, akan lebih bagus bila bertanya referensi dari beberapa orang-tua yang memilik anak autis.
- Bila sudah mempunyai daftar sekolah yang dipandang baik, orang-tua selanjutnya berkunjung sekolah bersama anaknya. Maksudnya supaya faksi sekolah dapat menyaksikan kondisi anaknya seperti apakah. Pada tahapan ini, orang-tua tidak boleh sembunyikan bila anaknya mempunyai autis, karena menjadi permasalahan di masa datang.
- Kerjakan pengamatan pada sekolah berkenaan kurikulum, peraturan berkenaan anak berkebutuhan khusus, lingkungan belajarnya untuk menghindar dari resiko bullying.
- Faksi sekolah selanjutnya akan minta anak tiba untuk dipelajari. Bila anak itu dipandang sanggup, karena itu anak dibolehkan meng ikuti kelas.
- Umumnya, ada beberapa sekolah yang sediakan guru pembantu atau shadow teacher. Juga bisa faksi sekolah memperkenankan orang-tua mengikutkan shadow teacher untuk menolong anaknya di kelas.
- Shadow teacher ini bekerja khusus menemani anak autis untuk menolong proses belajarnya. Misalkan, guru minta buka buku halaman demikian.
Anak autis kemungkinan berasa kebingungan, karena itu ia akan dibantu oleh shadow teacher. Umumnya, shadow teacher ini diperlukan saat beberapa anak masih duduk di kelas 1-2 SD. Bersamaan dengan perubahan proses belajar shadow teacher ini umumnya tidak diperlukan lagi.