Wisata  

Desa Wisata Penglipuran Mulai Terima Kunjungan Wisatawan

wisata dekat desa penglipuran Mulai Terima Kunjungan Wisatawan

Daerah Tujuan Wisata Desa Penglipuran, Bangli di Buka Kembali secara resmi setelah kerjakan rapat antara pengelola DTW dan Prajuru desa adat penglipuran. Sesuai surat edaran No. 15 tahun 2021.

Ketua Pengeloa Desa Wisata Penglipuran, I Nengah Moneng menuturkan sudah melangsungkan rapat untuk membahas Surat Edaran (SE) Gubernur Bali No. 15 tahun 2021 berkaitan daya tarik wisata diujicoba dengan kapasitas pengunjung 50 %.

Disebutkan, rapat itu dihadiri pengelola, bendesa adat dan jajarannya, dan Satuan tugas Gotong Royong Desa Adat Penglipuran.

“Hasil pertemuan, seluruh pihak setuju untuk lakukan uji coba pembukaan DTW Pengelipuran sesuai SE Gubernur Bali,” kata Moneng.

Simak juga : 6 Fakta Unik Tentang Kabupaten Bangli Yang Perlu Anda Ketahui

Desa Wisata Penglipuran

Setelah tutup selama 2 bulan sejak PPKM, Desa Penglipuran yang mempunyai keunikan tersendiri dengan bentuk arsitektur bangunan tempat tinggal tradisional yang sama dan tersusun rapi mulai dari ujung desa sampai sisi hilir desa. Melakukan uji coba untuk menerima kunjungan wisatawan.

Desa penglipuran ini memang sangat berbeda dengan desa yang ada di seluruh Bali. Pintu gerbang yang memiliki ciri khas Bali (angkul-angkul) yang menjadi akses masuk ke rumah warga yang ada di tiap pekarangan kelihatan seragam. Karena itu selalu di rindukan oleh wisatawan.

Pengaturan fisik dan susunan desa ini tidak lepas dari budaya penduduknya yang telah diwariskan secara turun-temurun dan masih tetap berpedoman dengan falsafah Tri Hita Karana.

Sebuah falsafah dalam agama Hindu yang selalu menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan.

Pengelola Tempat desa Wisata ini, mengatakan sudah menerima kunjungan untuk melakukan tour keliling desa penglipuran dari dengan panorama indah dari hulu ke hilir. Selain itu desa wisata penglipuran di dukung dengan alam pedesaan dengan hutan bambu yang tertata rapi.

Selain itu, Kami juga ada penginapan yang berupa Homestay dan Guest house. Keduanya mengunakan konsep bangunan tradisional. Dengan menggunakan material dari bambu’ kata pengelola DTW Nengah Moneng.

Kesederhanaan fasilitas, tetapi kebersihan yang dijaga, dan segera dapat berkomunkasi langsung dengan warga. Menyaksikan aktivitas sehari-hari warga dan jalanan di sekitar dusun ialah aktivitas wisata yang unik.” tammbahnya

Simak juga : Tempat Wisata Taman Edelweis, Objek wisata instagramable di Bali