Nasib Bisnis Wisata Bali, 2000 Kendaraan Pariwisata Sudah Ditarik Leasing

Nasib Bisnis Wisata Bali, 2000 Kendaraan Pariwisata Sudah Ditarik Leasing

BADUNG – Nasib Bisnis Wisata Bali, 2000 Kendaraan Pariwisata Sudah Ditarik Leasing. Wabah covid-19 ini memaksa pemerintah menutup tempat-tempat keramaian. Salah satu yang paling terdampak adalah usaha pariwisata di Bali. Pariwisata Bali mati suri hampir 1 tahun 6 bulan menyebabkan banyak pelaku usaha pariwisata tak mampu membayar tunggakan ke pihak leasing.

Sekarang ini perusahaan angkutan wisatawan, terhalang masalah keuangan karena tidak ada permintaan, hingga banyak pebisnis tidak dapat bayar angsuran pembayaran kendaraan. Akhirnya banyak bus dan microbus seperti Elf dan Hiace yang diangkut oleh pihak leasing. Bahkan juga dipasarkan untuk dijual oleh pihak leasing.

Seperti yang diutarakan oleh salah satu Anggota Persatuan Perusahaan Angkutan Pariwisata Bali (PAWIBA) Wayan Budi, mengatakan sekarang ini tekanan pebisnis angkutan pariwisata tidak cuma dari wabah, tetapi juga dari perusahaan leasing dan bank. Karena hingga saat ini pihak leasing dan Bank sudah banyak menarik unit kendaraan pariwisata di Bali.

“Kami berusaha dengan beragam cara agar bisa menjaga keberadaan kendaraan pariwisata kami, tetapi tidak bisa pertahankan lagi. Ini telah disampaikan ke tingkat DPRD dan Kemenparekraf pemda,” kata wayan, dikutip dari CNBC Indonesia, Minggu (4/7/2021).

Nasib Bisnis Wisata Bali

Sampai sekarang ini kendaraan pariwisata yang di miliki oleh anggota PAWIBA sekitar 2.500, tetapi sekarang cuman tersisa kurang dari 500 unit saja. Menurut Budi dengan rencana persiapan pembukaan pariwisata di Bali, pelaku usaha harus menyiapkan diri saat permintaannya naik. Atau minimal bertahan sampai pariwisata di Bali kembali bangkit.

Namun hingga saat ini dari segi pembiayaan belum juga tertolong. Walaupun telah ada himbauan dari pemerintah untuk memberi keringanan restrukturisasi pembiayaan dari leasing atau perbankan. Tetapi itu belumlah cukup karena keringanan yang diberi cuman perpanjang kemudahan waktu pembayaran saja sampai 6 bulan.

“Presiden menjelaskan ada keringanan restrukturisasi, tetapi implementasiya di bawah tidak untuk membangun ulang credit. Tetapi menimbun dan memberikan kemudahan sampai 6 bulan, lalu di bulan ke tujuh pembayaran dilipat gandakan,” ucapnya. Sementara penghasilan tidak ada, membuat perusahaan tidak dapat bayar angsuran itu.

“Mereka menawarkan jual paksa mobil itu untuk pembayaran. Tetapi jika nanti Bali ramai kembali kita sama dengan membuka kacang tapi tidak ada bijinya. Apa yang menjadi alat operasional,” sambungnya.

sekarang ini jalan keluar yang diharapkan pelaku usaha ialah kontribusi keringanan pembiayaan. Dan menghentikan penarikan kendaraan dari leasing. Ini yang semestinya jadi topik pembicaraan dengan Gubernur Bali.

“Gubernur masih menghindar bertemu kita untuk cari jalan keluar bagi pebisnis pariwisata dan penyiapan pariwisata di Bali kedepan. Bantuan ini yang sangat di harapkan” tambahnya.

“Satu diantaranya, ya minta kontribusi berkaitan pemberhentian penarikan secara brutal untuk kendaraan pariwisata dari leasing dan bank, kondisi kita telah habis,” sambungnya.

Baca Juga : Kondisi Pura Ulun Danu Beratan Bedugul sejak dikelola Mandiri

Pemerintahan Daerah (Pemda) dapat menolong dengan cara adanya surat referensi dari Gubernur ke perusahaan leasing dan bank agar memberikan keringanan ada jalur khusus untuk membangun ulang credit. Tidak menggunakan status Kol. 4 atau terdaftar sedang memiliki tunggakan yang telah jatuh tempo” ungkapnya.