Tempat wisata GWK Bali, Fakta Unik tentang Garuda Wisnu Kencana

Tempat wisata GWK Bali

Badung Bali – Di bawah kemegahan Tempat wisata GWK Bali ( Garuda Wisnu Kencana ), seorang pemandu wisata menatap tahun baru Imlek dengan muram. Wisatawan sepi.

“Dalam 10 bulan terakhir, tidak ada pemasukan, karena tidak ada pengunjung,” kata Effendy, pemandu wisata di GBK, Padahal biasanya, tahun baru Imlek pengunjung selalu ramai oleh para wisatawan dan pemandu selalu sibuk setiap harinya.

Harapan terbesar saya adalah kita bisa cepat sembuh dari pandemi ini… dan semua aktivitas bisa kembali normal lagi,” ujar pria 65 yang juga keturunan Tionghoa dan memiliki nama Lin Wen Hui itu.

Indonesia memang masih menutup pintu untuk turis asing untuk mencegah penyebaran virus Corona. Awalnya, aturan itu diterapkan mulai 1 hingga 14 Januari namun diperpanjang.

Fakta Unik di Balik Kemegahan Patung Garuda Wisnu Kencana

Fakta Unik di Balik Kemegahan Patung Garuda Wisnu Kencana – Di Pulau Bali, terdapat salah satu objek wisata berupa patung berukuran raksasa yang terkenal yaitu patung GWK atau Garuda Wisnu Kencana. Namun, di balik kemegahan patung GWK ini, terselip beberapa fakta yang unik, mulai dari awal pembangunannya, makna yang terkandung hingga bahan-bahan yang digunakan. Beberapa fakta unik tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Makna yang Terkandung pada Tempat wisata GWK Bali

Saat memandang patung Garuda Wisnu Kencana ini, Anda bisa melihat kegagahan patung Dewa Wisnu yang mengendarai burung Garuda sebagai tunggangannya. Makna yang terkandung pada ikon ini adalah simbol penyelamatan terhadap dunia dan lingkungan.

Sebab, dalam kepercayaan umat Hindu yang dianut oleh mayoritas masyarakat Bali, Dewa Wisnu merupakan Dewa Pemelihara Alam Semesta. Sedangkan burung Garuda melambangkan sebuah kebebasan dan pengabdian yang tanpa pamrih.

Awal Mula Tempat wisata GWK Bali

Mulai dari awal ide yang muncul hingga peresmiannya, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembuatan patung GWK ini adalah 29 tahun. Fakta yang satu ini sungguh mencengangkan.

Ide tersebut dicetuskan oleh I Nyoman Nuarta saat bertemu dengan Gubernur Bali Ida Bagus Oka beserta 2 orang menteri yaitu IB Sudjana dan Joop Ave di tahun 1989. Sedangkan izin untuk pembangunan GWK baru disetujui oleh Presiden Soeharto pada tahun 1993.

Luas Area Tempat wisata GWK Bali

Untuk mewujudkan idenya tersebut, patung Garuda Wisnu Kencana akhirnya dibangun di atas hamparan kapur bekas penambangan liar yang telah ditinggalkan. Luas areanya sekitar 240 hektar dan merupakan bagian dari taman budaya, ukurannya kira-kira 740 kali dari luas lapangan sepak bola internasional.

Ukuran Patung GWK

Semula GWK ini dibuat dengan ukuran 75 meter dan lebar 65 meter. Namun, di akhir pembangunan berubah menjadi 120 meter karena adanya penambahan pondasi setinggi 45 meter. Penambahan tersebut bertujuan agar patung terlihat lebih mewah dan gagah.

Orang-Orang yang Terlibat

Selain sang maestro seni rupa asal Bali I Nyoman Nuarta, pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana ini juga melibatkan 120 orang seniman lainnya. Bahkan, para pekerjanya pun jumlahnya lumayan fantastis yaitu 1000 orang di dua lokasi yang berbeda.

Kedua lokasi tersebut adalah Bandung dengan 400 orang pekerja. Sedangkan proyek pembangunan patung GWK di Pulau Bali dikerjakan oleh 600 orang pekerja. Tidak hanya itu, jika dihitung mulai dari awal hingga peresmian GWK. Maka, jumlah orang-orang yang terlibat mencapai lebih dari 1000 orang karena termasuk keterlibatan para penari dan murid-murid sekolah di Bali.

Bahan dan Proses Pembangunan Tempat wisata GWK Bali

Kepingan Tembaga

Pada saat itu, I Nyoman Nuarta membuat patung Garuda Wisnu Kencana di kediamannya yang berada di Bandung dengan desain 24 segmen dan 754 modul dari kuningan dan logam tembaga. Setidaknya 3000 ton kepingan tembaga telah digunakan untuk membentuk patung Garuda secara lengkap. Selain itu, patung ini juga dilapisi dengan zat asam patina hingga terlihat megah.

Balok Kapur Raksasa

Fakta unik lainnya yang membuat takjub adalah digunakannya balok-balok kapur raksasa hingga membentuk ruang dan sirkulasi di dalam area. Balok raksasa tersebut berasal dari bukit kapur yang telah dipotong-potong rata. 

Ribuan Balok Es

Selain balok kapur raksasa, patung Garuda Wisnu Kencana ini juga memanfaatkan ribuan balok es, tepatnya sebanyak 43.024 balok es. Gunanya adalah, untuk menghindari keretakan yang terjadi pada saat proses pengecoran pondasi.

Hal ini bisa saja terjadi karena suhu udara di lokasi yang cukup panas. Sedangkan pondasi untuk membangun patung Garuda memiliki ketebalan 2,2 meter agar bisa menahan beban konstruksi bangungan yang besar.

Batang Rangka Baja

Pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana yang berukuran raksasa ini membutuhkan perhitungan yang matang agar bisa bertahan dan kuat terhadap angin dan gempa. Apalagi dengan kondisi lebar bentang sayap Garuda yang mencapai 64 meter dan material kulit patung yang berat.

Untuk mengatasi hal itu, dipilihlah sebuah rangka yang kuat dan kokoh terbuat dari baja. Total bahan baja yang digunakan adalah 21.000 batang baja dan juga 170.000 baut. Merupakan jumlah yang cukup banyak, namun sesuai dengan hasil yang dicapai.

Biaya Pembuatan

Dengan banyaknya jumlah material yang digunakan dan para pekerja yang terlibat, tidak heran jika biaya pembuatannya sangat besar. Tidak main-main, anggaran yang dibutuhkan adalah sebesar Rp450 miliar.

Ini juga merupakan salah satu alasan kenapa proyek pembuatan patung GWK sempat terkatung-katung sampai beberapa tahun. Hingga akhirnya, ada seorang penguhasa besar di Indonesia yang membantu pendanaannya dan mengakuisisi proyek ini.

Mata Air Keramat di Tempat wisata GWK Bali

Fakta unik lainnya yang berkaitan dengan pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana ini adalah lokasinya yang tak jauh dari sumber mata air keramat. Nama mata air tersebut adalah Parahyangan Somaka Giri.

Konon, mata air ini tidak pernah surut walaupun saat musim kemarau tiba dan sering digunakan sebagai salah syarat untuk prosesi pemanggilan hujan. Selain itu, mata air keramat ini juga dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Satu hal lagi, setiap pengunjung yang datang ke mata air ini tidak bisa menggunakannya secara sembarangan. Anda harus meminta izin terlebih dahulu kepada pemangku yang ada di lokasi jika ingin memanfaatkan air dari Parahyangan Somaka Giri.

Terdiri Dari 30 Lantai

Setiap pengunjung yang memasuk patung GWK ini fhanya bisa naik sampai lantai 23. Faktanya, Garuda Wisnu Kencana terdiri dari 30 lantai. Jadi, untuk sisa 7 lantai ke atas hingga ke puncak patung tidak terbuka untuk umum.

Alasannya adalah, hingga ke lantai 23 itu setara dengan bahu patung GWK sedangkan lantai ke 30 setara dengan kepala Dewa Wisnu. Oleh masyarakat sekitar, kepala Dewa Wisnu merupakan hal yang sangat suci dan tidak boleh diinjak oleh sembarang orang.

Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional Tempat wisata GWK Bali

Wisata Garuda Wisnu Kencana ini dibuka setiap hari mulai pukul pukul 08.00 hingga 22.00 Wita. Untuk bisa memasuki kawasan patung Garuda Wisnu Kencana ini, setiap pengunjung harus membeli tiket masuknya terlebih dahulu. Bagi wisatawan domestik, harga tiket masuk yang harus dibayar adalah sebesar Rp80 ribu sedangkan untuk wisatawan asing dikenakan tiket masuk sebesar Rp125 ribu.

Tersedia Bus dan Lift Khusus di Tempat wisata GWK Bali

Dikarenakan areanya yang sangat luas, setiap pengunjung tentu akan merasa kesulitan jika harus berjalan kaki hingga ke lokasi patung GWK berada. Itu sebabnya dibutuhkan bus khusus yang akan mengangkut setiap pengunjung dari titik penjemputan tertentu.

Begitu pula untuk mencapai lantai tertinggi yang dibuka untuk umum yaitu bahu patung. Pengunjung tentu akan merasa kelelahan jika harus menaiki tangga dari lantai satu hingga ke lantai 23. Untuk itu, dibuatkanlah lift khusus untuk para pengunjung namun penggunaannya akan dibatasi oleh pihak pengelola.

Patung Garuda Wisnu Kencana menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia karena kemegahannya. Hal ini setara dengan proses pembuatannya yang membutuhkan waktu puluhan tahun ditambah lagi dengan berbagai fakta unik dibalik proses pembuatan patung tersebut.

Baca JugaKebijakan perjalanan warga asing ke Indonesia