4 Kebudayaan Klungkung Masuk WBTB Nasional

4 Kebudayaan Klungkung Masuk WBTB Nasional

KLUNGKUNG – 4 Kebudayaan Klungkung Masuk WBTB Nasional. Keempat kebudayaan Kabupaten Klungkung, pada akhirnya ditetapkan sebagai Peninggalan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional tahun 2021. Keempatnya bisa lolos dalam penilaian pemerintah pusat karena mempunyai sejarah dan keunikan tertentu.

Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Klungkung, Ida Bagus Jumpung Oka Wedana, Senin (1/11) menjelaskan setelah proses usulan dan penilaian dari Kemendikbud RI, ke-4 kebudayaan sudah dinyatakan bisa lolos.

Keempatnya ialah Tenun Cepuk dari Desa Tanglad, Dewa Masraman dari Banjar Timbrah Desa Paksebali, Barong Nong-Nong Kling dari Dusun Suwelagiri Desa Aan, dan Caru Mejaga-jaga dari Desa Adat Besang Kawan Tohjiwa.

Jumpung menambahkan, masing-masing warisan budaya ini mempunyai keunikan tersendiri. Bahkan juga, masih tetap dilestarikan sebagai bagian tradisi budaya warga setempat sampai sekarang ini.

Menurut dia, itu menjadi salah satu aspek khusus dalam penilaian. Di samping itu kelengkapan dokumen terkait dan dokumentasi pelaksanaannya.

4 Kebudayaan Klungkung Masuk WBTB Nasional

Misalkan berkaitan dengan Kain Tenun Cepuk, ini produk asli dari Nusa Penida. Dari dahulu Kain Cepuk ini telah ada, sebagai satu diantara identitas budaya Nusa Penida.

1. Kain Tenun Cepuk

4 Kebudayaan Klungkung Masuk WBTB Nasional

Tetapi, bersamaan terkenalnya kain ini, terakhir cenderung jadi objek plagiat daerah lain. Hingga, semakin banyak produk tiruannya, yang makin susah dibedakan mana produk asli dan palsu.

Dari sejarah secara singkat, kerajinan Kain Tenun Cepuk ini sebagai salah satu peninggalan budaya di Desa Tanglad, Nusa Penida. Ini sudah diterima secara turun temurun dan termasuk tipe kain sakral,” ucapnya.

Cepuk dikenali sebagai kain bebali, kain sakral yang dipakai untuk keperluan upacara/ritual. Hanya Nusa Penida yang memproduksi tenun ikan pakan ini.

Khususnya karena peranan utamanya sebagai perlindungan dari unsur atau pengaruh jahat. Cepuk dipercaya sebagai kain magic untuk penyembuhan. Itu sebabnya cepuk sebetulnya dipakai sebagai tapih. Kain lapisan bagian dalam – justru agar tidak kelihatan langsung di luar.

2. Barong Nong-Nong Kling

4 Kebudayaan Klungkung Masuk WBTB Nasional

Kedua ialah Barong Nong-Nong Kling, sebagai wujud seni pementasan yang memakai media ungkap tari, musik dan drama/teater.

Cerita tari Barong nong nong kling mirip dengan wayang wong Bali. Ini terlihat dari peralatan nong nong kling yang memakai tapel (topeng) Sita dan tapel Subali, sama dalam atraksi wayang wong Bali.

Perbedaan di antara nong nong kling dan wayang wong Bali, berada pada cerita dimainkan, walau ke-2 nya bertolak dari cerita Ramayana.

Bila wayang wong Bali bisa mainkan adegan mana saja dalam cerita Ramayana, karena itu nong nong kling cuman memainkan eposide “Kerebut Kumbakarna” (Kumbakarna yang diperangi ramai-ramai oleh para wanara/kera).

3. Dewa Masraman

4 Kebudayaan Klungkung Masuk WBTB Nasional

Dewa mesraman sebagai salah satu adat yang sudah dilakukan dalam kaitannya dengan upacara piodalan di Pura Panti Banjar Timbrah Desa Paksebali Klungkung.

Upacara ini jatuh pada saat hari Sabtu Kliwon wuku Kuningan bersamaan dengan hari Raya Kuningan. Dewa Masraman, sebuah tradisi ritual keagamaan bali kuno yang diusung oleh masyarakat dari Desa Adat Timbrah, Karangasem.

Mereka pada jaman kerajaan, ditugaskan menjaga tepian Kerajaan Karangasem-Klungkung, selanjutnya tinggal di Banjar Panti Timbrah, Desa Paksebali.

Kepindahan mereka ke Klungkung membawa serta tradisi dan upacara di desa aslinya. Sama sesuai tradisi yang berlangsung di desa aslinya, warga Banjar Timbrah juga masih tetap melakukan upacara yang serupa.

Di Desa Timbrah Karangasem upacara ini disebut mebarang dan di Paksebali Klungkung dikatakan Dewa Mesraman atau Dewa Mepalu.

4. Caru Mejaga-jaga

Caru Mejaga-jaga

Sedangkan yang ke empat ialah Caru Mejaga-Jaga, sebuah praktek tradisi keagamaan yang diadakan semenjak kedatangan para migran dari Desa Tohjiwa dari Kerajaan Karangasem.

Saat Perang Karangasem – Klungkung. Semua punyai nilai bersejarah tersendiri, hingga dipandang benar-benar pantas jadi peninggalan budaya tak benda.

Awalnya, tahun 2020, telah ada dua yang bisa lolos sebagai warisan budaya nasional, yaitu Wayang Klasik Kamasan dan Tari Baris Jangkang Nusa Penida.

Dan, untuk tahun 2022 nanti, Klungkung kembali akan mengusulkan beberapa peninggalan budaya Klungkung yang lain, untuk mendapatkan pernyataan dari pemerintahan pusat, sebagai peninggalan budaya nasional.

Salah satunya, Kain Rangrang Nusa Penida, Pembuatan Uyah Kusamba dan Pembuatan Kerajinan Gong di Desa Tihingan.

Baca juga : Sandiaga Uno mempekerjakan 400 Pengrajin Tenun Tenganan