Gereja Katolik Palasari Jembrana, Kental Nuansa Bali. Bali dikenal sebagai pulau dengan masyarakat mayoritas beragama Hindu. Tak mengherankan jika Pulau Dewata memiliki banyak bangunan pura—yang notabene-nya merupakan tempat ibadah umat Hindu.
Menariknya, masyarakat dari pulau yang ada di sisi timur Kabupaten Banyuwagi, Jawa Timur ini juga dikenal memiliki toleransi tinggi terhadap agama lain. Hal ini salah satunya tercermin dari berdirinya
Gereja Katolik Palasari di Jembrana. Memiliki nuansa Bali yang begitu kental, gereja ini bahkan menjadi tempat ziarah umat Katolik. Seperti apa pesonanya? Berikut ulasan selengkapnya!
Lokasi Gereja Katolik Palasari
Sebelum jauh menelisik pesonanya, tak ada salahnya kita telusuri terlebih dahulu keberadaannya. Yup, Gereja Katolik Palasari ini berada di dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.
Tempat ini berjarak sekitar 115 km dari pusat Kota Denpasar. Untuk menjangkau tempat ini, memakan waktu sekitar 3 jam dari pusat Ibu Kota Propinsi Bali tersebut.
Sejarah
Tempat ibadah yang bernama lengkap Gereja Paroki Hati Kudus Yesus ini memiliki sejarah yang lumayan panjang hingga akhirnya dikenal oleh banyak wisatawan sampai saat ini.
Gereja ini mulai dibangun pada 1956 silam. Perancangnya adalah Bruder Ign. AMD Vrieze, SVD. Melihat dari namanya, tentu Anda sudah tahu jika ia bukan orang Bali bukan?! Ya, benar! Sang arsitek memang seorang berkebangsaan Belanda.
Tak mengherankan jika diperhatikan benar, bangunan gereja memiliki pengaruh gaya bangunan Belanda klasik. Sementara itu, Gereja Katolik Palasari tersebut mulai ditahbiskan pada 13 Desember 1958.
Hampir empat dekade berikutnya, tepatnya pada 1992, gereja tersebut direhap hingga tampak
bangunan seperti yang Anda lihat saat ini.
Arsitektur Bali dan Ghotik Berpadu
Melihat sekilas bangunan tersebut, Anda akan langsung tanggap akan perpaduan unsur budaya Eropa dan Bali yang begitu harmonis. Unsur Bali bisa terlihat dari tangga masuk ke gereja yang berundak-undak menyerupai tangga masuk pada Pura atau sering disebut Candi Bentar.
Di kanan kiri tangga terdapat patung-patung yang lebih kental dengan nuansa Eropa atau Gothik. Bangunan utamanya tampak apik dengan tembok yang besar dan kokoh, khas bangunan Gothik.
Meski demikian, terdapat banyak ornament-ornamen atau detil hiasan yang bernuansa Pulau Dewata.
Dari luar, bangunan gereja kian menawan dengan lanskap taman bertumbuhkan pohon-pohon cemara ditambah panorama perkampungan sera perkembunan yang hijau di dusun Palasari.
Sementara bagian dalam gereja terdapat kursi-kursi jemaat dan interior lainnya yang kental akan unsur Eropa.
Tempat Wisata Rohani dan Umum
Menariknya lagi, gereja ini berdiri di kampung di Bali yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Kampung tersebut adalah Palasari, Warga Sari dan Perwata Sari.
Tak mengherankan jika Gereja Katolik Palasari pun kemudian juga kondang sebagai daerah tujuan wisata ziarah umat Katolik. Apalagi di tempat ini juga terdapat Goa Maria.
Baca juga : Desa Wisata Sudaji, Desa Tua Sebagai Tempat Healing di Bali
Umumnya pengunjung gereja yang datang adalah para wisatawan Kristiani yang juga tengah plesiran ke Bali. Meski demikian, pengunjung non Kristiani juga datang untuk melihat kemegahan arsitektur bangunan dan suasana sejuk di sekeliling gereja ini.
Natal Bernuansa Bali
Apabila Anda ingin melihat suasana yang unik, datanglah ke Gereja Katolik Palasari saat Natal. Pasalnya, saat perayaan Hari Besar Natal, di sisi gereja juga ditata hiasan janur dan penjor yang ‘Bali banget’.
Lebih dari itu, para umat Katolik yang akan beribadah saat Natal pun diwajibkan menggunakan pakaian adat tradisional Bali.
Wah… sangat unik ya. Apakah Anda berencana merayakan Natal tahun ini di gereja ini? Atau Anda yang tak turut merayakan ingin melihat suasana serunya kala Natal tiba nanti di sini? (y)