Rumus Penghitungan Wariga dan Dewasa Ayu Kalender Bali. Karena ada kalender saka bali, baik kalender bali digital atau yang dipakai sehari – hari, orang bali tidak sulit untuk menentukan hari baik menurut wariga dan ala ayuning dewasa ayu.
Tapi jika ingin pelajari dengan manual, pasti ada rumus baku untuk wariga itu. berikut ini saya akan berikan sedikit cara perhitungan wariga dan dewasa ayu yang di kutip dari beberapa sumber. apabila ingin mempelajarinya pastinya membutuhkan materi yang lebih lengkap.
Penghitungan Wariga dan Dewasa Ayu Kalender Bali
Ini cuma kulit luarnya saja, tetapi bisa dipakai untuk aktivitas sehari – hari. adapun cara menghitungnya sebagai berikut;
PEDEWASAN, yang awalnya bisa dipisah dua sisi di antara lain
Pedewasan Sehari – hari yang cuma menurut perhitungannya;
- Pawukon (Ingkel, Rangda Tiga, Tanpa Guru, Was Penganten dll)
- Tri wara (Pasah untuk pisahkan, Beteng untuk mempertemukan, Kajeng untuk wasiat)
- Sapta wara (Soma/senin, Budha/rabu dan Sukra/jumat, yang lainnya tergolong kurang baik)
- Sanga wara ( yang terbaik ialah Tulus dan Dadi)
- Dauh Inti, berlaku di saat/jam tertentu saja,
Pedewasan Inti berdasar Penghitungan yang terinci,
Antara lain; Ayu nulus, Dauh ayu, Ayu badra, Mertha yoga, Mertha masa, Mertha dewa, Mertha danta, Sedana yoga, Subacara, Dewa ngelayang, dengan tidak lupakan hal – hal yang tersebut dan disambungkan dengan baiknya sasih dan Penanggal.
Baca juga : Budaya dan Tradisi di Bali yang Jadi Daya Tarik Wisatawan, Apa saja itu?
Nah untuk penghitungan wariga dan desawa ayu silahkan kita ikuti perumusan – perumusan berikutnya;
Urip Wewaran
- Urip Panca wara; Umanis (5), Pahing (9), Pon (7), Wage (4), Kliwon (8).
- Urip Sapta wara; Dina Redite/Minggu (5), Soma/Senin (4), Anggara/Selasa (3), Budha/Rabu (7), Wraspati/Kamis (8), Sukra/Jumat (6), Saniscara/Sabtu (9).
- Urip Wuku; Sita (7), landep (1), ukir (4), kilantir (6), taulu (5), gumbreg (8), wariga (9), warigadean (3), julungwangi (7), sungsang (1), dunggulan (4), kuningan (6), langkir (5), medangsia (8), pujut (9), Pahang (3), krulut (7), merakih (1), tambir (4), medangkungan (6), matal (5), uye (8), menial (9), prangbakat (3), bala (7), ugu (1), wayang (4), klawu (6), dukut (5) dan watugunung (8).
Bilangan
- Bilangan Sapta wara; Redite (0), Soma (1), Anggara (2), Budha (3), Wraspati (4), Sukra (5), Saniscara (6).
- Bilangan Wuku; Sita (1), landep (2), ukir (3), kilantir (4), taulu (5), gumbreg (6), wariga (7), warigadean (8), julungwangi (9), sungsang (10), dunggulan (11), kuningan (12), langkir (13), medangsia (14), pujut (15), Pahang (16), krulut (17), merakih (18), tambir (19), medangkungan (20), matal (21), uye (22), menial (23), prangbakat (24), bala (25), ugu (26), wayang (27), klawu (28), dukut (29) dan watugunung (30).
Rumus Penghitungan Wariga
Ingkel (pantangan) dimulai dari Redite/Minggu dan usai pada Saniscara/Sabtu (7 hari) dan bilangan wuku dipisah 6, sisa;
- Wong / yang terkait dengan Manusia.
- Sato / yang terkait dengan Hewan.
- Mina / yang terkait dengan Ikan.
- Manuk / yang terkait dengan Burung/Unggas.
- Taru / yang terkait dengan Tumbuhan Berbahan kayu.
- Buku / yang terkait dengan Tumbuhan Berbuku.
Penghitungan Wewaran
1. Eka Wara ; Urip Pancawara + Urip Saptawara = Ganjil = Luang (tunggal/padat) -> urip 1
2. Dwi Wara ; Urip Pancawara + Urip Saptawara = Ganjil = menga (terbuka) -> urip 5 ; Genap = pepet (tertutup) -> urip 4
3. Tri Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 3 = tersisa
- Pasah (diperuntukkan ke Dewa) -> urip 9
- Beteng (diperuntukkan ke Dewa) -> urip 4
- Kajeng (diperuntukkan ke Bhuta) -> urip 7
4. Catur Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 4 = tersisa
- Sri (makmur) -> urip 6
- Laba (pemberian/imbalan) -> urip 5
- Jaya (unggul) -> urip 1
- Menala (sekitaran wilayah) -> urip 8
Dari Redite Sinta s/d Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan + 1, saat sebelum dibagi. ini karena ada Jaya Tiga pada Wuku Dunggulan berturut – ikut dari redite, seterusnya rumus berlaku seperti umumnya.
5. Panca Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 5 = tersisa
- Umanis (pendorong) -> urip 5
- Paing (pembuat) -> urip 9
- Pon (penguasa) -> urip 7
- Wage (pemelihara) -> urip 4
- Kliwon (pemusnah/pelebur) -> urip 8
6. Sad Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 6 = tersisa
- Tungleh (tidak abadi) -> urip 7
- Ariang (kurus) -> urip 6
- Urukung (musnah) -> urip 5
- Paniron (gemuk) -> urip 8
- Was (kuat) -> urip 9
- Maulu (membiak) -> urip 3
7. Jejepan ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 6 = tersisa
- Mina (ikan)
- Taru (kayu)
- Sato (hewan)
- Patra (tumbuhan merambat/menjalar)
- Wong (manusia)
- Paksi (burung/unggas)
8. Astha Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 8 = tersisa
- Sri (makmur) -> urip 6
- Indra (indah) -> urip 5
- Guru (bimbingan) -> urip 8
- Yama (adil) -> urip 9
- Ludra (peleburan) -> urip 3
- Brahma (pencipta) -> urip 7
- Kala (nilai) -> urip 1
- Uma (pemelihara) -> urip 4 Dari Redite Sinta sampai Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan +1, saat sebelum dipisah. seterusnya rumus bertindak jadi biasa.
9. Sanga Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 9 = tersisa
- Dangu (di antara jelas dan gelap) -> urip 5
- Jangur (di antara jadi dan gagal) -> urip 8
- Gigis (simpel) -> urip 9
- Nohan (senang) -> urip 3
- Ogan (kebingungan) -> urip 7
- Erangan (sakit hati) -> urip 1
- Batalan (gagal) -> urip 4
- Ikhlas (langsung) -> urip 6
- Dadi (jadi) -> urip 8
Dari Redite Sinta sampai Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan +1, saat sebelum dipisah. seterusnya rumus bertindak jadi biasa.
10. Dasa Wara ; (urip Pancawara + Urip Saptawara yang dicari + 1) : 10 = tersisa
- Pandita (arif) -> urip 5
- Pati (aktif) -> urip 7
- Sukai (periang) -> urip 10
- Duka (jiwa seni / gampang tersinggung) -> urip 4
- Sri (kewanitaan) -> urip 6
- Manuh (patuh / menurut) -> urip 2
- Manusa (sosial) -> urip 3
- Eraja (kepimpinan) -> urip 8
- Dewa (berbudi luhur) -> urip 9
- Raksasa (asura keras) -> urip 1
- Dasawara memiliki arti karakter agung (watak)
- Watek Madia ; (urip Pancawara + Urip Saptawara yang dicari) : 5 = tersisa
- Gajah (besar) – hewan
- Watu (kebal) – keras
- Bhuta (tidak terlihat) – jerat
- Suku (berkaki) – meja
- Wong (orang) – pembantu
Watek Alit ; (urip Pancawara + Urip Saptawara yang dicari) : 4 = tersisa
- Uler (beranak banyak)
- Gajah (besar)
- Lembu (kuat)
- Lintah (kurus)
Tanpa Guru ; pada sebuah WUKU tidak ada GURU (Astha Wara), yang maknanya tidak bagus untuk mengawali satu usaha khususnya mulai belajar.
Was Penganten ; pada sebuah WUKU ada dua WAS (Sad Wara), baik untuk membuat benda tajam (seperti keris, tombak dll), tembok, pagar dan membuat pertemuan.
Semut Sadulur ; Urip Pancawara + Urip Sapthawara = 13 dan berturut – ikut 3x, larangan untuk atiwa – tiwa (menguburkan mayat / ngaben). tapi baik sekali untuk membuat organisasi.
Saat Gotongan ; Urip Pancawara + Urip Sapthawara = 14 dan berturut – ikut 3x, larangan untuk atiwa – tiwa (memendamkan mayat / ngaben). tapi baik sekali untuk mengawali satu usaha.
Partner satruning Dina (semua usaha/acara penting)
(Urip Saptawara + Pancawara Kelahiran) + (Urip Saptawara + Pancawara mengawali Usaha/acara) = tersisa
- Guru (tertuntun)
- Ratu (terkuasai)
- Lara (terhalang)
- Pati (gagal)
Simak juga : Pakaian Adat Bali, Keunikan dan Jenisnya
Begitu RUMUS untuk cari hari baik berdasarkan WARIGA dan DEWASA AYU