Tari Pendet Bali Sebagai Tari Penyambutan Dewa dan Manusia

Tari Pendet Bali Sebagai Tari Penyambutan Dewa dan Manusia

Tari Pendet merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Bali yang dibawakan oleh lima penari wanita dengan membawa bokor (nampan cekung) perak atau kuningan. Bokor ini berisikan sebuah canang dengan berbagai macam Bunga yang di pegang dengan tangan kanan kiri penari.

Kemudian rambut yang disasak dan dihiasi bunga. Dengan hiasan kain tradisional Bali yang berwarna merah dan emas, membuat mereka lebih anggun. Tangan para penari ini bergerak lemah gemulai dengan gerakan lembut jari-jemarinya. Kepala bergerak mengikuti alunan musik tradisional.

Kemudian dengan mata mendelik dan sesekali menyeledet kiri dan kanan. Selanjutnya mereka bertimpuh dan menaruh canang. Tangan bersedekap lalu berayun ke atas dan bawah, kanan dan kiri. Kemudian, mereka berdiri kembali bawa canang dan berbaris ke belakang. Di akhir pertunjukan, bunga dalam bokor di taburkan ke beberapa penonton sebagai ucapan selamat datang.

Ini lah ciri khas dari gerakan tari pendet asal Bali. Sangat tenang, gemulai, dan menghanyutkan. Tari pendet sebagai salah satunya tarian selamat datang paling pertama di Pulau Bali.

Sejarah Tari Pendet Bali

Dari beragam jenis tari yang ada di Pulau Bali, tari pendet sebagai tarian paling tua di Pulau Dewata ini. Tarian ini diprediksikan sudah ada sejak tahun 1950.

Sebelumnya tarian pendet merupakan tari persembahyangan dipentaskan saat upacara keagamaan umat Hindu sebagai wujud ucapan selamat datang atas turunnya dewa ke bumi. Tarian ini sebagai hasil gubahan maestro seni tari Bali yang bernama I Wayan Rindi.

I Wayang Rindi merupakan seniman tari yang mempunyai kemampuan gerak tari yang mengagumkan. Oleh karenanya, perkembangan tari pendet ini sebagai jasa dari beliau.

Gerak tari ini diambil dari pakem-pakem gerakan tarian pendet dewa atau tari pendet asli yang diperuntukkan untuk persembahan. Tanpa menghilangkan nilai sakral, religius dan keindahannya, I Wayan Rindi bersama Ni Ketut Reneng sukses memasukkan bagian tarian pendet dewa ke tari pendet yang kita kenal sekarang ini.

Hingga bersamaan dengan perkembangan jaman, Tari Pendet ikut juga merubah fungsi asli dari tari ini. Sekarang, tarian ini dipakai sebagai sarana pertunjukkan dan tarian ucapan selamat datang.

Sebagai tari pertunjukan dan ucapan selamat datang pertama kali tahun 1960 dalam ajang ASEAN GAMES. Saat itu tarian ini diselenggarakan saat acara pembukaan Asean Games oleh Presiden Soekarno.

Fungsi Tari Pendet

10 Kesenian Tradisional Bali Yang Jarang Diminati di Jaman Milenial

Menurut Anak Agung Gde Putra Agung dalam Sejumlah Tari Upacara Penduduk Bali menggolongkan pendet sebagai tari wali atau sakral yang disebut bagian dari upacara keagamaan. Sementara dilihat dari segi gerak atau personalitasnya, pendet bisa dikelompokkan sebagai tari wanita lembut dan tarian massal.

“Penari-penarinya ialah dari kelompok masyarakat desanya dan ada pula sebagai sekehe Pendet yang keanggotaannya diambil dari kelompok keluarga mereka sendiri sebagai satu tradisi,” terang Anak Agung Gde Putra Agung.

Umumnya tari pendet ditampilkan oleh para wanita. Komplet dengan baju etika dan canang berisi sesajian. Tetapi di Karangasem, beberapa lelaki tampil jadi penari. Mereka menggunakan baju tradisi Bali berbentuk ikat kepala putih, kain saput (selendang), umpal (pengikat selendang), dan sarung tenun.

Pada umumnya di daerah Bali, tari pendet menyimbolkan penyambutan manusia pada kehadiran beberapa dewata dari kahyangan. Tetapi bersamaan perubahan jaman, pendet jadi tarian untuk menyambut kehadiran setiap orang. Khususnya dipentaskan sebagai bagian promosi wisata Bali.

“Sebagai tari penyambutan, pendet digunakan untuk menyambut kehadiran tamu atau kerap disebutkan dengan istilah tarian selamat datang. Pernyataan keceriaan, kebahagiaan, dan rasa sukur direalisasikan lewat gerak-gerak yang halus dan cantik,” tulis Siluh Made Astini dan Usrek Tani Utina dalam “Tari Pendet Sebagai Tari Balih-Balihan” di jurnal Harmonia, Vol. 8 No. 2, 2007.

Musik Pengiring

Seperti tari tradisional lain di Indonesia, pertunjukan tari pendet dibarengi dengan musik pengiring. Irama musik itu dibuat dari tabuhan gamelan yang disebut gong kebyar.

Perananan musik pengiring sebagi pengontrol irama dan tempo penari. Saat gong kebyar dimainkan lambat atau cepat, karena itu pergerakan penari akan menyesuaikan dengan irama musik pengiringnya.

Property Tari Pendet

Saat mempertunjukkan tarian pendet, beberapa penari memakai perlengakapn tambahan. Perlenkapan khusus yang dibawa seperti bokor atau sesaji yang umumnya digunakan oleh warga di tempat sebagai penyembahan.

Sesaji atau bokot itu dihiasi dengan janur dan berisi berbagai macam bunga. Isinya tersebut sebagai lambang penghormatan ke tamu yang datang. Disamping itu, beberapa penari pendet memakai perlengkapan seperti kipas.

Tari Pendet di Klaim Malaysia

Tarian ini pernah menjadi sorotan saat tampi pada acara tv Enigmatic Malaysia Discovery Channel. Dalam acara itu, tari pendet di klaim sebagai kebudayaan Malaysia.

Berbagai protes datang dari warga Indonesia akan tindakan tersebut, khususnya hujatan dari masyarakat Bali. Disamping tidak ada hak cipta, tari Bali sejauh ini belum di patenkan karena memiliki kandungan nilai religius yang luas dan tidak dapat dipandang seperti ciptaan manusia atau bangsa tertentu.

Kemudian pemerintah Malaysia menanggapi bahwa pemerintah tidak bertanggung akan iklan tersebut, karena dibikin oleh Discovery Channel Singapura. Selanjutnya, permintaan maaf dikirimkan oleh ke-2 negara dan mengatakan jika mereka bertanggung-jawab penuh atas kesalahan yang sudah dilaksanakannya.

Baca Juga : 10 Kesenian Tradisional Bali Yang Jarang Diminati di Jaman Milenial

Walaupun permintaan maaf sudah disampaikan, pro-kontra tari pendet itu sempat memicu sentimen anti Malaysia di Indonesia. Oleh karenanya, sebagai masyarakat negara Indonesia kita harus melindungi kebudayaan nusantara. Salah satunya dengan mempelajari dan mendalami kebudayaan dalam negeri supaya tidak diambil alih oleh asing.