Tat Twam Asi – Ajaran Filsafat Hindu Tentang Kesusilaan Tanpa Batas

Tat Twam Asi - Ajaran Filsafat Hindu Tentang Kesusilaan Tanpa Batas

Tat Twam Asi merupakan ajaran kepribadian yang bernafaskan Agama Hindu. Tat Twam Asi adalah tuntunan filsafat Hindu yang mengajarkan tentang kesusilaan yang tanpa batas. Ajaran Tat Twan Asi mengajari kita jika, “Ia ialah kamu, saya ialah kamu dan semua makhluk ialah sama.”

Ajaran ini membimbing kita untuk menumbuhkan jiwa sosial dan mempunyai keinginan untuk membantu seseorang. Karena membantu seseorang sama dengan membantu diri kita sendiri. Sedangkan Menyakiti seseorang juga berarti menyakiti diri kita sendiri.

Mengenal Tat Twam Asi

Pengertian Tat Twam Asi berasal dari bahasa Sanskerta. Kata “Tat” artinya itu, Twam artinya engkau, dan Asi artinya adalah. Dengan demikian, Tat Twam Asi berarti itu adalah engkau. Ajaran Tat Twam Asi menunjukkan bahwa semua makhluk itu sama.

Dalam Upanisad tertulis “Brahman Atman Aikyam” yang artinya Brahman dan atman jiwatman) adalah tunggal.” Jiwatman yang ada dalam setiap makhluk bersifat tunggal dan menyatu dengan Brahman.

Baca juga : Banten Otonan Bali – Ini Prosesi dan Doa-doanya yang dilakukan

Jiwatman yang ada dalam setiap makhluk itu sama. Dengan demikian, kita dan orang lain adalah satu dan sama. Misalnya, jika kita membantu teman, sama artinya kita membantu diri sendiri. Jika kita bersikap kasar terhadap teman, sama artinya kita bersikap kasar kepada diri sendiri. Menolong teman merupakan wujud kepedulian dan cinta kasih kita kepada orang lain.

Fungsi Tat Twam Asi

Mengenai fungsi dari Ajaran filsafat hindu ini, sebagai berikut.

1. Penuntun untuk Hidup Saling Membantu

Manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap orang membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan orang lain seseorang harus bersedia memberi dan menerima dengan ikhlas.

Seseorang juga harus bersedia membantu, baik harta benda maupun kemampuan
Kesediaan untuk mendermakan kelebihan kepada orang yang membutuhkan bantuan tersurat dalam kitab Sarasamuscaya 178, yaitu sebagai berikut;

Ndya kari doning dhana, yang tan dãnakkêna, tan tan bhutin, mangkanang kasaktin, tan padan ika yan tan sádhana ning mangalahanang musuh, mangkanang aji, tan padon ika yan tan suluha aring dharmasãdhana, mangkanang buddhi kaprajñän, tan padon ika yan tan. Suluha aring dharmasãdhana, mangkanang buddhi kaprajñn, tan padon ika yan tan pangalahakenendriya, tan pangawackénang rajah tamah

Artinya:
Apa gerangan gunanya kekayaan bila tidak untuk disedekahkan dan untuk dinikmati. Demikian pula kesaktian,tidak ada gunanya bila tidak untuk suluh dalam pelaksanaan dharma. Demikian pula budi yang arif bijaksana tidak ada gunanya bila tidak untuk menaklukkan hawa nafsu, agar tidak dikuasai rajah tamah.

2. Penuntun untuk Hidup Saling Menghormati

Kita harus saling menghormati satu sama lain karena setiap orang memiliki harga diri. Dengan saling menghormati, kerukunan hidup dapat terwujud. Jika kerukunan terwujud, kita akan dapat merasakan kedamaian.

Tiap-tiap kehidupan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membentuk kebersamaan dalam keberagaman sebagai ciptaan Tuhan yang perlu dijunjung tinggi keberadanya. Nilai hidup rukun benar-benar kita idamkan. Apa lagi, saat bangsa ini mengalami beragam masalah, baik yang berskala nasional atau internasional.

Mari, sebagai hamba Tuhan, kerukunan yang telah berjalan dengan baik dan memasyarakat ini kita jaga, diterapkan dalam beragam unsur kehidupan. Hingga, kita bisa jalankan kehidupan yang damai, rohani dan jasmani sebagai jiwa beragama.

Kerukunan hidup ibaratnya jari-jari tangan yang tidak dapat dipertentangkan di antara jempol, telunjuk, jemari tengah, jemari manis dan kelingking. Ke-5 jemari ini sebenarnya berlainan satu sama lainnya, tapi memiliki peranan dan fungsi yang berbeda tetapi sama.

Sama-sama melengkapi, membuat satu kesatuan yang utuh. Demikian pula pengucapan mayor dan minor, bukan berada pada besar dan kecilnya, tetapi berada pada peranan dan fungsinya dalam membentuk masyarakat yang adil dan makmur berdasar pada UUD 1945 dan Pancasila.

Pelaksanaan Tat Twam Asi dalam kehidupan Sehari-hari

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut;

  1. Menghormati dan Mengasihi Anggota Keluarga
  2. Saling Menghargai dan menghormati Teman-teman
  3. Saling menghormati sesama warga sekitar
  4. Menjaga Lingkungan sekitar agar nyaman dan Aman

Pokok-pokok ajaran Tat Twam Asi terdiri atas:

  • Hidup sosial yang saling ketergantungan antar sesama,
  • Menghormati semua perbedaan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat,
  • Ajaran tentang Perasaaan kepemilikan komunal,
  • Memahami tentang Kau adalah aku, dan aku adalah kamu
  • Bertanggungjawab sosial secara bersama-sama.

Dalam penerapan ajaran Tat Twam Asi lebih diartikan sebagai sebuah skema berkehidupan yang mengutamakan kebersamaan atas dasar keterkaitan nasib dan tanggung jawab kemanusiaan. Hingga betul-betul terjaga dari sebuah moralitas sosial antar sesama anggota masyarakat dalam semua hal hidupnya.

Pada kerangka penempatan tanggungjawab moral sosial ajaran filsafat Hindu. Ada hegemoni komunalitas tiap elemen masyarakat dalam penuntasan beragam masalah atau perselisihan yang disandarkan pada kebutuhan warga secara bersama. Yakni hidup yang mapan dengan cara sosial dan ekonomi.

Baca juga : Mengenal Panca Sradha Sebagai Keyakinan Dasar Umat Hindu

Prinsip Tat Twam Asi, diantaranya menjadi referensi dari tiap pergerakan masyarakat desa adat. Untuk melindungi dan menjaga kredibilitas dan keagungan desa adat sebagai simbolisme masyarakat Hindu Bali.