Walter Spies – Pelukis Jerman yang memperpulerkan Bali ke Dunia

Walter Spies – Pelukis Jerman yang memperpulerkan Bali ke Dunia. Pulau Bali sekarang memang jadi tempat favorite untuk para wisatawan yang akan berlibur. Ketenaran Bali telah dikenal semenjak tahun 1930-an persisnya di saat bangsa asing mulai banyak yang datang.

Salah satunya tokoh asing yang sangat punya andil besar dalam memperkenalkan Bali ke mata dunia ialah Walter Spies. Sudah pernahkah dengar namanya?

Dikutip dari google art & culture, Walter Spies sebagai pelukis aliran primitivisme yang dari Jerman. Lahir di tanggal 15 September 1895 di Moscow, Rusia. Saat kecil, ia tinggal dengan orang tuanya di Jerman dan memulai memberikan rasa interest dengan seni gambar dan seni musik.

Di tahun 1923, ia berkunjung ke Pulau Jawa untuk pertamanya kali dan memilih untuk tinggal di wilayah Yogyakarta. Di situ, ia habiskan waktu untuk menjalin relasi dengan beberapa bangsawan keraton dan belajar gamelan dan melukis.

Salah satunya lukisannya yang terpopuler di saat itu, dengan judul “Laterna Magica” yang mengidentifikasi peralihan di antara style gambar eropa dan eksotisme Asia.

Walter Spies Pelukis Jerman Pertama Kali ke Bali

Spies tiba di Bali pertama kalinya pada 1925 atas undangan Tjokorda Gde Raka Soekawati, bangsawan Ubud yang dikenal pro-Belanda. Oleh Raka, Spies dijamu di Puri Ubud. Keduanya turut serta dalam tatap muka dengan percakapan penuh kehangatan.

Rata-rata bicara masalah seni. Kunjungan itu tinggalkan kesan-kesan dalam untuk Spies. Dia jatuh hati dengan Bali dan orang-orangnya. Akhirnya, pada 1927, dia memilih untuk berpindah ke Bali. Untuk beberapa waktu, Spies tinggal di Puri Ubud sebelum akhirnya diperbolehkan Raka membuat rumah di Campuan.

Dengan begitu, Spies jadi angkatan pertama ekspatriat yang tinggal di Bali. Beberapa tahun awal di Bali dihabiskan Spies untuk berjejaring dan mempelajari budaya Bali secara keseluruhannya.

Pada proses itu, seperti ditulis Jamie James di artikel dengan judul “Ubud, the Heart of Bali” (1999), Spies menemukan keadaan jika ide seni, untuk mayoritas warga Bali, terdengar asing.

Orang Bali, misalkan, tidak mempunyai kata untuk menyebutkan “seniman”. Melukis, memahat batu dan kayu, menenun, mainkan alat musik, dan, di atas segala hal, menari ialah apa yang sudah dilakukan seorang saat tidak memancing atau bekerja di sawah.

Karya Walter Spies

Walter Spies - Pelukis Jerman yang memperpulerkan Bali ke Dunia

Bukannya berasa teralienasi, Spies malah terpacu untuk menggali berbagai khazanah budaya setempat. Dia memfoto realita Bali dengan jeli yang selanjutnya dia tuang dalam coretan kanvas.

Di Bali, begitu dituliskan John Stowell dalam Walter Spies, a Life in Art (2011), Spies mendapat titik balik perkembangan artistiknya. Sama dengan pujaannya, Henri Rousseau, Spies demikian menyukai pemandangan alam. Deretan gunung, hutan, sampai sawah demikian bagus ditangkapnya.

Ada makna yang ada dalam setiap gambar yang simpel. Spies jadikan gambarnya hidup dengan olah warna yang memukau; putih dan hitam, jelas dan gelap, riil dan dipantulkan, semua diproses dengan perhatian pada detil yang mengagumkan—memunculkan deskripsi lanscape Bali yang menonjol dan mengundang kenangan.

Lewat hasil kreasi lukisan Walter Spies dengan panorama Bali ini otomatis menaikan kepopuleran Pulau Bali di mata dunia dan mengundang perhatian banyak wisatawan untuk datang ke Bali. Di saat itu, ia jadi pemandu untuk beberapa wisatawan yang bekunjung.

Baca juga : 4 Kebudayaan Klungkung Masuk WBTB Nasional