Goa Jepang Klungkung Bali – Sejarah dan Saksi Bisu Penjajahan Di Bali

Goa Jepang Klungkung Bali - Sejarah dan Saksi Bisu Penjajahan Di Bali

KLUNGKUNG – Goa Jepang Kelungkung Bali yang berada di Banjarangkan, Klungkung sebagai salah satu warisan penjajahan Jepang di Bali. Era penjajahan Jepang di Indonesia memang banyak meninggalkan jejak-jejak sejarah berbentuk goa atau bunker yang dibuat oleh tentara jepang sebagai tempat pelindungan dari serangan musuh.

Goa Jepang Bali di Klungkung sekarang ini dijaga secara baik, sebagai tempat warisan sejarah masa lampau yang penuh penderitaan dan gelap, bahkan juga saat ini menjadi satu diantara tujuan wisata unik yang dipandang horor dan menyeramkan di pulau Dewata Bali.

Desa Banjarangkan di Kabupaten Klungkung sebagai salah satu tempat cagar budaya dari Gua Jepang. Terletak di tepi jalan utama kelungkung. Masing-masing Gua cuma memiliki kedalaman 14 meter dan mempunyai 16 lubang sebagi pintu.

Baca juga : Walter Spies – Pelukis Jerman yang memperpulerkan Bali ke Dunia

Sejarah Goa Jepang Klungkung Bali

Gua Jepang ini telah diputuskan sebagai cagar budaya, dan dikembangkan jadi tempat wisata sejarah di Klungkung Bali. Walau demikian, tempat saksi bisu dari penjajahan Jepang ini dipercaya ada peristiwa mistik. Beberapa warga setempat pernah menyaksikan kemunculan anak-anak bermain di tempat ini.

Walau berada di tepi jalan utama gua jepang bali ini punyai riwayat yang cukup gelap. Gua ini dahulunya dikerjakan oleh warga setempat dengan sistem romusha.

Hal itu membuat beberapa orang mengingat tempat ini cukup seram. Gua Jepang Bali di Desa Banjarangkan ini diinisiasi oleh tentara Jepang di tahun 1941-1942 lalu.

Menurut Anak Agung Gede Darma Putra sebagai bendesa pekraman Banjarangkan menuturkan tujuan dibuatnya goa ini adalah untuk melindungi prajurit jepang dari perlawanan sekutu.

“Maksudnya sebagai lokasi pelindungan dalam usaha menjaga diri dari gempuran tentara sekutu di periode perang dunia ke-2 ,” terang Bendesa Pakraman Banjarangkan, Anak Agung Gede Dharma Putra.

Pada akhirnya sebuah gua dibuat di samping barat Tukad Bubuh. Kedalamannya 14 mtr. dan mempunyai 16 lubang. Lubang di antara satu sama yang lain sama-sama terkait. Gua ini berbentuk lorong memanjang dari utara ke arah selatan.

Gua Jepang ini jadi saksi tragedi yang menyedihkan lain. Cerita ini ini dikisahkan secara turun turun oleh penglingsir di Desa Banjarangkan. Tentara Jepang sering menjarah hasil panen warga setempat sesudah gua itu usai dibuat. Triknya juga licik.

Yakni warga yang bawa hasil panen dari daerah Kecamatan Dawan ke Kecamatan Banjarangkan dan sebaliknya, langsung disetop oleh tentara Jepang tiap melewati gua ini.

Warga dipaksakan masuk ke gua dan tinggalkan hasil panennya. Demikian warga masuk dalam gua, tentara Jepang menjarah hasil panen itu. “Hingga saat ini Gua Jepang tetap lestari dan sama sesuai aslinya,” ungkapkan Dharma Putra.

Goa Jepang di Indonesia

Disamping di pulau Bali ada beberapa warisan goa Jepang di Indonesia salah satunya Goa Jepang Kawangkoan di Minahasa, Sulawesi Utara, Goa Jepang di Pangandaran – Jawa Barat

Kemudian Bukittinggi – Sumatra Barat, Garut – Jawa Barat, Kaliurang, Sleman – Daerah Istimewa Yogyakarta, Bandealit – Jawa Timur, Kawangkoan – Sulawesi Utara dan beberapa tempat yang lain.

Baca juga : Perayaan Tradisi Aci Manda dan Nyepi Desa di Bugbug Karangasem