Tumpek Landep, Upacara Untuk Meningkatkan Ketajaman Pikiran

Tumpek Landep, Upacara Untuk Meningkatkan Ketajaman Pikiran

Tumpek Landep, Upacara Untuk Meningkatkan Ketajaman Pikiran. Bali merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang penuh kemajemukan mulai budaya, suku bangsa, ras etnis, agama dan bahasa daerahnya.

Anehnya bila kita menanyakan pada wisatawan luar negeri mengenai Indonesia mayoritas dari mereka pasti memikirkan sebuah propinsi antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok yakni Bali.

Baca juga : Tradisi dan Budaya Bali

Untuk wisatawan, Bali sebagai pulau yang mempunyai panorama bawah air, ombak, pegunungan, sawah, sampai adat dan budaya yang mengagumkan. Salah satuya adalah tradisi dan budaya yang ada yakni melakukan Upacara Hari Raya Tumpek Landep.

Arti Tumpek Landep

Hari Raya Tumpek Landep yang tahun ini dilakukan di tanggal 5 November 2022, mempunyai makna dariKata “Tumpek” yang diambil dari kata “Tampa” memiliki arti turun. Dalam kamus jawa kuno Indonesia “Tampa” mendapatkan sisipan kata “Um”, hingga jadi kata “Tumampak” yang memiliki makna dekat. Kata “Tumampak” yang alami persenyawaan huruf “M” hingga beralih menjadi “Tumpek”.

Karena itu Hari Raya Tumpek Landep bisa disimpulkan sebagai hari peringatan turunnya manifestasi Ida Sanghyang Widhi Wasa ke Bumi. Dirangkum dari kalenderbali jika Hari Raya Tumpek Landep dapat disimpulkan sebagai upacara yadnya selamatan pada semua jenis alat yang tajam dan meminta ke Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati supaya semua alat / senjata masih tetap sakral yang perayaannya dilaksanakan tiap 210 hari yakni pada sabtu wuku landep.

Secara umum Upacara Hari Raya ini dilaksanakan dengan menghaturkan tumpeng putih berisi ayam, ikan asin, terasi merah, sedah, dan buah-buahan ke Merajan. Pada sarana yang hendak diupacarai dihaturkan sesayut jayeng prang, sesayut kusuma yudha, suci, daksina, peras, dan canang. Babantenan ini diayabkan ke semua sarana dengan puja astawa disembahkan ke Sanghyang Pasupati. Tata cara upacara ini benar-benar berbeda sesuai sirna atau drstanya masing-masing.

Ketidaksamaan implementasi acara agama karena perbedaan drsta ini sebaiknya tidak jadi permasalahan, bahkan juga bisa tumbuhkan lokal genius. Perbedaan sudut pandang dan gaya hidup warga zaman ini membuat hari raya tumpek landep bermakna mempertajam dan meningkatkan ketajaman pemikiran dan memohon kekuatan lahir batin supaya selamat dalam melalui samudra kehidupan.

Keinginannya tiap umat hindu yang melakukan upacara ini bukan hanya membuat dan menghaturkan banten, kita perlu membuat kesadaran tidak untuk memunculkan permasalahan untuk kehidupan manusia dan alam.

Saat ini, senjata lancip itu telah semakin luar pengertiannya. Tidak cuma keris dan tombak, beberapa benda hasil cipta karsa manusia yang bisa memudahkan hidup seperti sepeda motor, mobil, mesin, computer dan lain-lain. Beberapa benda tersebut yang diupacarai.

Namun ada satu perihal yang jangan disalah definisikan, dalam skema itu umat bukan menyembah beberapa benda tehnologi, tapi umat meminta ke Ida Sang Hyang Widi dalam manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati yang sudah menganugerahkan kekuatan pada benda itu hingga benar-benar memudahkan hidup.

Filosofi Tumpek Landep

Dalam Tumpek Landep, Landep yang disimpulkan tajam memiliki filosofi yang memiliki arti jika Tumpek Landep sebagai tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran). Dengan begitu umat selalu bertingkahlaku berdasar kejernihan pemikiran dengan dasar nilai – nilai agama. Dengan pemikiran yang suci, umat sanggup memisah dan pilih yang mana baik dan yang mana jelek.

Tumpek landep sebagai tonggak untuk mulat sarira / mawas diri untuk membenahi watak supaya sesuai tuntunan – tuntunan agama. Pada rerainan ini sebaiknya umat lakukan pemujaan di sangkal/ merajan dan di pura, meminta wara nugraha ke Ida Bhatara Sang Hyang Siwa Pasupati supaya dikasih ketajaman pemikiran hingga menjadi orang yang bermanfaat untuk warga. Pada rerainan tumpek landep dilaksanakan pembersihan dan penyucian pusaka peninggalan nenek moyang.

Menurut Dharma Wawasan dari Ida Pedanda Gede Made Gunung, Bila melihat pada arti rerainan, sebenarnya upacara pada motor, mobil atau perlengkapan kerja lebih pas dilaksanakan pada Tumpek Kuningan, yakni sebagai ucapan syukur atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas fasilitas dan prasara hingga mempermudah aktivitas umat, dan meminta supaya perlengkapan itu bisa berperan secara baik dan tidak mencelakai.

Jadi dapat diambil kesimpulan menurut opini kami jika Pada Rahina Tumpek Landep hal yang paling penting yang jangan dilalaikan adalah sebaiknya kita selalu ingat untuk mempertajam pemikiran (manah), budhi dan citta.

Artikel sebelumnya : Pengertian, Makna dan Rangkaian Hari Raya Tumpek Landep

Dengan manah, budhi dan citta yang tajam diharap kita bisa melawan ketidaktahuan, kegelapan dan penderitaan dan sanggup tekan sikap buthakala yang berada di pada diri.