Festival Ogoh-Ogoh di Brussels Belgia, Tetapi Bali di Larang

Brusell Belgia – Festival Ogoh-Ogoh di Brussels Belgia, Rasa kecewa pasti di rasakan oleh masyarakat Hindu Bali yang tidak bisa menyalurkan kreatifitasnya melalui ogoh-ogoh. Karena SE Gubernur melarang adanya parade Ogoh-ogoh. Tetapi berbeda dengan wilayah lain jawa, sumatra dan beberapa daerah indonesia yang masih mengijinkan parade ogoh-ogoh tetap di laksanakan.

Berbeda dengan umat hindu yang berada di Belgia, mereka antusias merayakannya. Parade ogoh-ogoh yang merupakan rangkaian kegiatan menyambut Hari Raya Nyepi bertepatan Tahun Baru Saka 1943.

Festival Ogoh-Ogoh di Brussels Belgia, Tetapi Bali di Larang

Parade diikuti ratusan warga Indonesia di Belgia, serta masyarakat Hindu Bali yang datang dari Belanda, Prancis, Jerman, Swiss dan Rumania. Prosesi Festival Ogoh-Ogoh di Brussels Belgia dipimpin oleh Ketua Masyarakat Hindu Bali di Belgia.

Prosesi ini juga bertepatan dengan festival Welcome to Brussels, sehingga penutupan jalan di kota itu dilakukan atas dukungan kepolisian setempat. Ratusan masyarakat Brussel menyambut antusias kehadiran parade empat ogoh-ogoh berukuran raksasa yang menjulang hingga setinggi lima meter. Ogoh-ogoh itu menggambarkan raksasa Detya Niwatakawaca, Arjuna menunggang kuda, Dewi Saraswati dan Hanoman.

Baca Juga : Makna Hari Raya Nyepi

Kemeriahan parade juga diwarnai sorak sorai peserta. Gemerlap puluhan penari serta hentakan gamelan mengiringi laju barisan yang diikuti Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno dan Burgemeister (Wali kota) Benoit Cerexhe.

Havas menyampaikan bahwa perayaan yang dihadiri tidak saja oleh masyarakat Hindu Bali namun dari berbagai unsur lainnya, menunjukkan nilai-nilai toleransi yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia masih tetap terjaga di luar negeri. Dikatakannya bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang merayakan seluruh hari besar keagamaan.

Ogoh-Ogoh di Brussels Belgia

Untuk itu, perayaan Nyepi di Brussel dinilai penting untuk senantiasa diselenggarakan. Anak-anak dari kelompok Taman Anak-anak Masyarakat Indonesia (Tamasya) juga membawa dua ogoh-ogoh mini yang diarak oleh 15 anak.

Kegiatan diawali dengan peribadatan pada pagi hingga sore hari. Kemudian dilanjutkan dengan acara resmi yang dibuka dengan gamelan dimainkan masyarakat Hindu Bali yang berdomisili di Belanda.

Baca Juga : 9 Tips Berlibur di Bali Saat Nyepi

Dalam sambutan pembukaan, Ketua Banjar Shanti Dharma, I Made Wardana, menekankan pentingnya perayaan Nyepi bagi umat Hindu Bali, sebagai ajang introspeksi.

Acara diisi dengan berbagai tarian yang diiringi oleh Gamelan Saling Asah yang dimainkan masyarakat Bali di Belgia. Tariannya antara lain Tari Cendrawasih, Tari Pendet dan Tari Nelayan.