Purnama Sasih Karo merupakan bulan yang penuh kemuliaan, sasih karo ini di yakini oleh umat Bindu Bali sebagai sasih untuk pemujaan Dewa Iswara.
Di samping itu, purnama sasih karo ini adalah puncak dari musim dingin yang secara global dalam rentan waktu 30 hari. Untuk tahun 2021 ini, sasih karo mulai dari tanggal 10 juli 2021 sampai 8 agustus 2021. Dan Purnama Sasih Karo jatuh pada tanggal 24 juli 2021.
Bulan ini diikuti dengan dingin yang menusuk. Bila pada Sasih Kasa merupakan puncak musim kering. Setelah sasih kasa akan berganti dengan Sasih Karo beberapa pohon-pohonan menggundul. Karena sasih ini sudah memasuki musim gugur.
Tanda-tanda Sasih Karo di Mulai
Sasih Karo sering dikatakan sebagai puncak musim dingin. Karena itu, di beberapa daerah daratan tinggi seperti Kintamani, Batukaru, bedugul, lempuyang dan Besakih udara dingin mencapai puncaknya. Tidak salah bila warga yang tinggal di daerah ini setiap hari menggigil.
Walau udara berasa sangat dingin, sesungguhnya Karo masih sebagai musim kemarau. Tanah terbelah karena kekurangan air. Karena itu, beberapa petani yang menanam palawja di sawah saat Sasih kasa perlu menyiramnya. Matahari berubah posisi dari utara ke arah selatan. Angin bertiup dari barat laut ke arah barat daya.
Baca Juga : Apa sih Makna Penjor bagi Umat Hindu di Hari Raya Galungan, Simak di sini!
Bila dalam tradisi horoskop Jawa, Sasih Karo sebagai bantala rengka. Istilah ini merujuk pada keadaan alam dengan tanah berbongkah karena kekurangan Air. Sawah-sawah yang memanfaatkan musim semakin merana. Sedikit tanaman yang mampu bertahan pada saat Sasih Karo ini.
Hanya beberapa tanaman keras yang dapat bertahan saat musim ini. Seperti pohon kapuk dan mangga mulai keluar daun mudanya. Walau keadaan alam saat Sasih Karo memperlihatkan kegersangan, beberapa penekun susastra di Bali memberikan arti istimewa pada sasih yang ini.
Purnama Sasih Karo – Bulan Penuh Kemuliaan pemujaan Dewa Iswara
Sasih Karo mempunyai persamaan kata Badrawadha. Kata badrawadha memiliki makna sebagai nilai-nilai mulia. Karena itu, Sasih Karo kerap juga diartikan sebagai bulan penuh kemuliaan.
Pada saat Puranama Sasih Karo ini biasanya akan diadakan sebuah upacara yang di tujukan untuk pemujaan kepada Tuhan sebagai wujud Dewa Iswara. Tujuannya untuk memohon supaya alam dan isinya mencapai ketenangan, kedamaian dan keajegan.
Ketika sang rembulan memancarkan sinarnya yang terang benderang. Pada hari Purnama umat Hindu memuja Dewa Bulan ( Sang Hyang Chandra ). Biasanya pada saat Purnama dan Purnama Sasih Karo ini, umat Hindu menghaturkan Canang Sari atau Daksina di pelinggih dan pelangkiran masing-masin.
Baca Juga : Tari Pendet Bali Sebagai Tari Penyambutan Dewa dan Manusia
Dalam tradisi Bali, sasih Karo dianggap memiliki dua sisi yang saling berdampingan. Ada pengaruh baik, ada pula pengaruh buruk. Sasih Karo juga tak luput dari hukum dualitas itu.
Sasih Karo mempunyai pengaruh baik dalam kehidupan, tetapi juga akan membawa pengaruh buruk. Karenanya, memilih kegiatan ritual, semestinya diperhitungkan matang dalam bentang waktu Sasih Karo ini.
Sasih Karo dianggap sebagai bulan yang kurang baik untuk nganten
Menurut tenung wariga, bila melaksanakan perkawinan pada Sasih Karo dapat berpengaruh buruk, seperti sengsara.
Sifat alam pada Sasih Karo yang gersang dan diselimuti dingin yang menusuk dipandang punya pengaruh pada kedua pasangan yang akan berkeluarga.
Sasih Karo diangap memberikan dampak buruk untuk aktivitas memperbaiki atau pindah rumah. Dipercaya, pada sasih Karo, beberapa hal negatif bisa mengganggu ketenteraman bagi penghuni rumah, seperti sering terjadi kecekcokan dalam keluarga. Karena itu, bila mau memperbaiki rumah atau pindah rumah agar di undur dulu.
Sasih Karo juga diangap membawa pengaruh buruk untuk kegiatan memperbaiki atau pindah rumah. Diyakini, pada Sasih Karo, hal-hal negatif yang dapat mengganggu ketenteraman dalam keluarga. Seperti terjadinya pertengkaran dalam keluarga. Karenanya, jika Anda memiliki rencana memperbaiki atau pindah rumah saat ini, sebaiknya diundur dulu.
Namun, Sasih Karo juga memiliki Pengaruh bagus untuk kegiatan lain.
Baik untuk membangun organisasi sosial maupun menyucikan diri. Karena itu, bila akan mendirikan sekaa atau perkumpulan, pilih Sasih Karo.
Purnama Sasih Karo sering dikatakan sebagai pilihan hari yang baik untuk aktivitas berkumpul dengan banyak orang.
Piodalan Saat Purnama Sasih Karo
Pada saat Purnama Sasih Karo, masyarakat hindu Bali akan melakukan piodalan yang sudah di tentukan sebelumnya. Berikut adalah Pura hindu yang akan melaksanakan piodalan
- Besakih, Pura GelapPejeng,
- Pura Dang Khayangan Pengukur-ukur
- Tabanan, Pura Griya Kebon
- Karangasem, Pura Candi Goro Tianyar
- Buleleng, Pura Ponjok Batu Tejakula
- Dan beberapa pura keluarga lainnya
Bagi anda yang mau melakukan persembahyangan pada saat purnama sasih karo, puncaknya pada jam 09.36.31 waktu indonesia Barat ( 10.36.31 WITA )
Menurut Gede Sutaya, dosen Institut Hindu Dharma Negeri Bali, Gede Sutarya, mengatakan, Sasih Karo memiliki karakter yang cukup unik. Jika dilihat dari karakter cuaca, Sasih Karo memiliki karakter udara dingin yang menusuk.
Baca Juga : 10 Kesenian Tradisional Bali yang jarang diminati di jaman milenial
Pada saat sasih karo banyak petani lebih cenderung memilih menanam palawija yang umurnya pendek, sembari menunggu musim hujan tiba” ujarnya (*)